www.gelora.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terharu saat bertemu dengan sahabat mendiang kakeknya di Masjid As Salam di Joglo, Jakarta Barat, Jumat (25/5/2018).
Dilansir TribunWow.com, momen haru tersebut nampak dalam akun Instagram Anies Baswedan, @aniesbaswedan.
Diketahui, usai melaksanakan salat Jumat dan peresmian renovasi total Masjid As Salam, Anies Baswedan berbincang dengan salah seorang pengurus masjid.
“Pak, ada sahabat Kakeknya Pak Anies menunggu di dalam,” begitu kata pengurus Masjid As Salam di Joglo, Jakarta Barat. Tadi siang hadir jumatan dan peresmian renovasi total masjid itu,” tulis Anies Baswedan.
“Saya tanya pada pengurus itu, “Siapa namanya? dan dijawab, “Pak Ramlan Mardjoened, beliau salah satu pendiri Masjid ini,” lanjut Anies.
Saat bertemu dengan sahabat kakeknya itu, Anies merasa terharu.
Anies segera memanfaatkan momen tersebut untuk bisa berpelukan dengan sahabat kakeknya itu.
Dirinya menyebut Ramlan merupakan sosok yang sudah dikenal sejak masa kecilnya.
Gubernur 49 tahun itu juga mengatakan, Ramlan adalah seorang aktivis dan dai senior.
“Begitu masuk Masjid, terlihat di bagian belakang sosok yang saya kenal sejak masa kecil dahulu, seorang aktivis, dai senior. Beliau nampak ceria dan cerah walau sudah terduduk di kursi. Saya menghampiri, kita berpelukan. Sudah lama sekali tidak berjumpa,” tulis dia.
Anis mengatakan sosok Ramlan sangat dekat dengan keluarga Anies waktu itu.
“Saat kakek wafat dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Pak Ramlan adalah orang yang sibuk mengatur semua urusan. Beliau dan istri sering bersama dengan kakek-nenek pada masa itu. Dua pasangan itu berbeda usia cukup jauh, tapi bersahabat dekat,” jelas Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ramlan Mardjoened, salah satu pendiri Masjid As Salam, Joglo, Jakarta Barat, yang juga teman kakek Anies. (Capture/Instagram) |
Berikut cerita lengkap momen haru Anies Baswedan saat bertemu sahabat kakeknya:“Pak, ada sahabat Kakeknya Pak Anies menunggu di dalam,” begitu kata pengurus Masjid As Salam di Joglo, Jakarta Barat. Tadi siang hadir jumatan dan peresmian renovasi total masjid itu.
Saya tanya pada pengurus itu, “Siapa namanya? dan dijawab, “Pak Ramlan Mardjoened, beliau salah satu pendiri Masjid ini.”
Begitu masuk Masjid, terlihat di bagian belakang sosok yang saya kenal sejak masa kecil dahulu, seorang aktivis, dai senior. Beliau nampak ceria dan cerah walau sudah terduduk di kursi. Saya menghampiri, kita berpelukan. Sudah lama sekali tidak berjumpa.
Saat Kakek wafat dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Pak Ramlan adalah orang yang sibuk mengatur semua urusan. Beliau dan istri sering bersama dengan Kakek-Nenek pada masa itu. Dua pasangan itu berbeda usia cukup jauh, tapi bersahabat dekat. Dan setiap lebaran, Pak Ramlan sekeluarga pasti ada di rumah Kakek-Nenek. Itu adalah masa-masa saya masih duduk di bangku SMA dan kuliah. Lama kami tidak berjumpa hingga terjadi momen tak terduga itu. Siang ini baru saya dengar, bahwa menjelang akhir hayatnya, kakek dua kali mengunjungi beliau dan sama-sama sholat di masjid ini.
Pak Ramlan sudah sulit utk berdiri. Saat akan pulang, saya mendekati dan bersalaman untuk pamit. Pak Ramlan memegang pundak saya dan berkata, “Anies, Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh. Senyummu di hadapan saudaramu adalah shadaqah. Kakekmu dahulu sering mengatakan hadits itu pada saya. Sekarang saya teruskan ke Anies.”
Beliau melanjutkan, “Saya lihat Anies selalu senyum meski dicaci. Saya jadi ingat pada Kakek dan pada hadits yg sering Allahyarham katakan. Jadi, pesan saya, Anies terus senyum ya, apapun yang dikatakan orang.” Begitu kira-kira pesannya. “Insya Allah, Pak,” jawab saya sambil beri senyum hormat pada beliau.
Sesudah itu kami berpisah. Sebuah siang yang mengikateratkan kembali silaturahim lintas generasi. Semoga beliau diberi kesehatan, dipanjangkan umurnya dan masjid yang dikelolanya ini jadi pengirim pahala tanpa henti padanya. *ABW
Postingan itu pun segera mendapat respon dari netizen.
@regieanggraini: Masya allah.. meleleh.. barokallahu dear pak anies.. semoga Allah selalu menjagamu dlm kebaikan.
@emmyrosiannie: Membaca setiap tulisan Pak @aniesbaswedan hampir sll “meleleh”, substansinya yg selalu bernilai dan menyentuh, narasi dg bahasa yg halus dan alur cerita yg teratur. Tdk bisa dipungkiri….keindahan yg menyentuh akan keluar dari pribadi yg berakhlaqul kariim.
@khanzaalaika: MasyaAllah , Jadi terharu bacanya.
@amungmak: Alhamdulillah semoga silaturahimnya membawa keberkahan untuk kita semua. Aamiin
@winakadian27: Semoga Bapa @aniesbaswedan selalu dilindungi dandiberkahi alloh.aamiin
Dilansir dari Wartakota, Anies Baswedan merupakan cucu dari Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan yang merupakan pejuang kemerdekaan, diplomat, dan sastrawan Indonesia.
AR Baswedan lahir di Surabaya, 9 September 1908, dan merupakan peranakan Arab yang kala itu masuk dan golongan Timur Asing.
Ia merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pernah menjabat Wakil Menteri Muda Penerangan RI Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota Parlemen, serta anggota Dewan Konstituante.[tn]