Ketua Presedium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (Jari 98), Willy Prakarsa |
www.gelora.co - Seluruh elemen masyarakat perlu mewaspadai potensi terulangnya krisis moneter (krismon) 1998. Bisa jadi krismon berotasi 20 tahun menjadi 2018.
Kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/5/2018), Ketua Presedium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (Jari 98), Willy Prakarsa, menyebut pelemahan nilai tukar rupiah hingga menembus angka psikologis Rp 14 ribu/US$, merupakan salah satu indikator krisis. "Kalau kita lihat saat ini dollar sudah menyentuh sekitar Rp 14.000 per dolar AS," kata Willy.
Di samping itu dia juga mengajak seluruh elemen agar memperkuat persatuan dan kesatuan guna membangun negeri. Lantaran perseteruan berkepanjangan berpotensi menciptakan Krismon seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
Sebab jika Indonesia kembali mengalami krisis moneter, maka sama saja memberikan celah bagi negara asing untuk menguasai objek sumber daya alam (SDA) yang ada di tanah air.
"Stop euforia politik. Musuh utama Bangsa ini adalah mewaspadai krisis moneter global dari makro keuangan internasional, tanpa kebersamaan kita dapat membuat celah bagi asing menjadikan Indonesia sebagai objek atau target menguasai sumber daya alam, sesuai UUD 1945, pasal 33," tuturnya.
Oleh karena itu, Willy mengingatkan, adanya oknum-oknum memanfaatkan momentum lemahnya perekonomian di tahun politik untuk menggadaikan kekayaan alam Indonesia. "Kami mengajak semua elemen gerakan bersatu bersama Pemerintah lawan potensi Krisis Moneter Global Skala Internasional sebagai musuh utama," kata Willy. [inc]