www.gelora.co - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (30/4) sore, bergerak melemah sebesar 37 poin menjadi Rp 13.895 dibandingkan posisi sebelumnya, Rp 13.858 per dolar AS.
Dikutip dari Republika, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah ditopang oleh prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 1-2 Mei 2018.
"Dolar AS bergerak stabil di area positif, pekan ini pelaku pasar akan melihat hasil pertemuan kebijakan the Fed," kata Ariston.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi dolar AS relatif tertahan sehingga tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, tidak tertekan lebih dalam. Sentimen dari yield obligasi Amerika Serikat yang menurun di bawah level psikologis tiga persen menjadi salah satu faktornya.
"Yield obligasi Amerika Serikat yang menurun menahan momentum dolar AS," katanya.
Sementara itu, Pengamat Politik Rocky Gerung turut memberikan komentarnya terkait melemahnya Rupiah terhadap Dollar.
Dollar belum full speed. Teoretis dia masih akan melaju. Mau dikejar pake chopper?— Rocky Gerung (@rockygerung) 30 April 2018
Cuitan Rocky Gerung ini pun disambut warganet.
Padahal presiden sudah masuk majalah Times orang yang berpengaruh ditambah memiliki menteri keuangan terbaik di dunia tapi ........ pic.twitter.com/IXzOAgIbuF— FAKHRI ZOE (@fakhri_muhaimin) 30 April 2018
Maaf prof,kurangi bahas chopper terutama ditanggal tua,soalnya banyak yg sensi 😂— Ca[r]pe Diem! (@bukantemanmabok) 30 April 2018
Dollar melejit - kaos yg diungkitRakyat menjerit - dijawab berkelitWaktu Oposisi...hmmm...SOK sweet— AjoFidel (@ajofidel) 30 April 2018