www.gelora.co - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melarang Wakil Ketua Umum Roy Suryo untuk berbicara di media massa. Roy menilai ada pihak yang sedang mencari muka lewat isu ini.
Roy menyampaikan keterangan tertulis kepada wartawan. Dalam keterangan tertulis itu, Roy mengatakan pernyataannya ini merupakan bentuk update dari pernyataannya sebelumnya dengan penambahan di dua poin.
"Meski sebenarnya (dari beberapa sumber terdekat dari Beliau) disampaikan ada "satu-dua Oknum" yg konon berusaha Mencari Muka secara internal dan Panggung secara eksternal, tetapi biarlah itu menjadi Urusan kami. Saya bukan type orang yg suka mencari2 kesalahan Orang lain apalagi kalau itu sebenarnya sahabat sendiri dan mengumbarnya keluar. Dalam Falsafah daerah yg selalu saya pegang ini adalah "Mikul Dhuwur Mendhem Jero", saya justru do'akan mereka mendapatkan Ridho dari Allah SWT," kata Roy Suryo, Minggu (22/4/2018).
Roy dilarang bicara di media massa karena dinilai SBY bersikap tak sesuai dengan posisi dan kebijakan partai. Roy diminta fokus saja pada tugas di parlemen dan pemenangan di Daerah istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, Roy suryo juga menduga ada yang sengaja membocorkan perintah yang bersifat internal itu ke publik. Meski begitu, Roy tak melawan perintah SBY. Dia menerima dan melaksanakan perintah SBY yang dia terima via WhatsApp itu.
Roy telah memberi lima poin pernyataan lengkap pada Sabtu (21/4) kemarin. Hari ini, Roy memperbaharui keterangan terkait isu larangan bicara dari SBY. Berikut keterangan lengkap berisi tujuh poin yang telah diperbaharui Roy:
Sebenarnya saya tidak mau menulis ini, namun semenjak kemarin siang hingga saat ini HP, WA maupun SMS saya terus2-an berdering dari banyak (sekali) rekan2 Media yg ingin mendapatkan Penjelasan ttg Kabar yg beredar dan sudah termuat di beberapa media kemarin sbb :
1. Benar bahwa saya mendapatkan Pesan langsung berupa WA dari Ajudan Bapak SBY Hari Sabtu 21/4 pukul 14.38 dan 15.02. Saat itu juga -sebagai Kader Partai yg sangat tahu Fatsun dan Etika Organisasi- langsung saya Jawab *Siap, Pesan diterima dengan baik dan Dilaksanakan. Terimakasih"
2. Sikap saya yg langsung menerima dengan baik dan Melaksanakan Perintah Ketua Umum tsb memang saya lakukan dengan sepenuh hati, karena memang demikianlah yg seharusnya terjadi (tanpa perlu saya tanyakan lagi kepada Beliau "Mengapa hal tsb dilakukan, Apa alasannya, dsb" karena justru ini saya anggap sebagai Sikap "ngemong" (pembinaan) yg sangat baik dari Bapak SBY selaku Ketum Partai terhadap semua Kadernya, sehingga saya haturkan Terimakasih.
3. Meski sebenarnya (dari beberapa sumber terdekat dari Beliau) disampaikan ada "satu-dua Oknum" yg konon berusaha Mencari Muka secara internal dan Panggung secara eksternal, tetapi biarlah itu menjadi Urusan kami. Saya bukan type orang yg suka mencari2 kesalahan Orang lain apalagi kalau itu sebenarnya sahabat sendiri dan mengumbarnya keluar. Dalam Falsafah daerah yg selalu saya pegang ini adalah "Mikul Dhuwur Mendhem Jero", saya justru do'akan mereka mendapatkan Ridho dari Allah SWT.
4. Namun yg justru menarik, Pesan WA tsb yg seharusnya hanya terkirim kepada 3 (tiga) Nama dalam tujuan: 1-Saya, 2-SekJend (Hinca Pandjaitan) dan 3-Kadivkomlik (Imelda Sari), dimana secara teknis tidak mungkin "bocor" kepada pihak2 lain, kecuali kepada 3 nama yg disebut dan dikirim oleh Ajudan Bapak SBY, namun pada pukul 16.45 saya mulai menerima WA, SMS dan bahkan banyak telpon dari Rekan2 Media yg "mempertanyakan" hal tsb sampai sekarang.
5. Masih menurut sumber yg menyampaikan ke saya, ternyata ada Oknum didalam yg (sengaja) "membocorkan" pesan -yg seharusnya bersifat Internal dari Pak SBY ke 3 Kadernya- tersebut dan bahkan dikirim ke WA Group Teman2 Wartawan sehingga beredarlah Pesan Internal Partai Demokrat ke Media dan membuat HP, WA bahkan SMS saya tidak berhenti menerima pesan dan (miss) Call, meski saya bertahan awalnya untuk tidak menjawab apapun, Selain hanya mengirim Emoticon "senyum" saja.
6. Jadi sekalilagi soal Arahan (yg bersifat "ngemong" / pembiinaan) dari Pak SBY itu sekalilagi saya malah berterimakasih dan mengapresiasi sebagai sebuah bentuk Komunikasi yg baik secara internal dan Tidak perlu dipertanyakan "apa masalahnya" karena memang sudah sesuai Fatsun partai, namun "Oknum Pembocor" internal di Partai Demokrat ini yg berbahaya, karena sebuat Pesan internal (dari pak SBY) saja bisa "bocor" kemana2, bahkan sampai WA Group Wartawan.
7. Memang secara kebetulan dalam Seminggu kedepan saya akan menunaikan tugas selaku Anggota Komisi-1 DPR-RI di luar Indonesia, jadi memang "sementara waktu" Mohon pamit dulu dari rekan2 media, Gusti Allah SWT tidak Sare, semua sudah ada yg mengatur dan ada "jalan"-nya sendiri-sendiri...
Terimakasih dan Sampai jumpa.
KRMT Roy Suryo
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat
Anggota Komisi-1 DPR-RI.[dtk]