![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDd5il7Tpe1UV-bcHN39YVyYIdg4T-CQM1O0PcFYQimgLJp5TqR3fXGUISkM2BpPPYPmg-2QQ8aBEbaqOw71g5Mq4LEvUgAPZ-Qs7_deo0MBHjp1jNArJ8CyZaUzzW_XiF5v_YqqHEy78/s640-rw/rocky-gerung_20180214_183404.jpg)
www.gelora.co - Pakar filsafat Rocky Gerung mengatakan kehidupan demokrasi saat ini dikepung oleh elektabilitas bukan lagi intelektualitas.
"Saya ingin menyelamatkan kecerdasan dan intelektualitas kita yang sekarang ini dikepung elektabilitas," ujar Rocky kepada wartawan di sela-sela diskusi si kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (25/4).
Hal ini yang menurutnya tidak ubahnya seperti zaman Orde Baru, dimana hanya ada satu argumentasi yakni argumentasi pemerintah.
"Kita selamatkan demokrasi kita dengan intelektual melalui argumentasi," tandas dia.
Baru-baru ini Rocky Gerung dilaporkan oleh sejumlah pihak karena pernyataannya yang menyebut kitab suci fiksi.
Dia pun menjelaskan secara detail mengenai makna fiksi yang dimaksudnya. Tidak ada maksud untuk menistakan agama.
"Naskah maklumat akal sehat ini untuk menyelamatkan kecerdasan berfikir kita bukan elektabilitas," pungkasnya.
[rmol]