Rachmawati Soekarnoputri sebut cara Jokowi bagi sertifikat & sepeda bodohi rakyat

Rachmawati Soekarnoputri sebut cara Jokowi bagi sertifikat & sepeda bodohi rakyat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Merdeka.com - Rachmawati Soekarnoputri mengkritik program bagi-bagi sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada warga di berbagai tempat. Pembagian sembako itu mengiris hatinya karena dibagikan dengan cara dilemparkan kepada warga.

Tak hanya bagi sembako, putri Bung Karno ini juga mengkritik program bagi-bagi sepeda dan sertifikat tanah Presiden Jokowi. Program bagi-bagi itu menurutnya sebagai bentuk pembodohan rakyat.

Ia juga mempertanyakan apakah program bagi-bagi itu dapat dikatakan bentuk kebijakan pemimpin yang pro rakyat.

"Apakah benar pemimpin itu dekat dengan rakyat dan kebijakannya pro dengan rakyat? Apalagi sekarang sudah mulai macam-macam. Dan menurut saya itu membodohi rakyat. Maaf kalo saya mengkritik dan dari dulu saya suka mengkritik kalau ada hal tidak berkesesuaian dan tidak benar itu otomatis saya kritik," jelasnya saat menjadi pembicara utama dalam dialog kebangsaan '2019 Presiden Harapan Rakyat' di Jalan Buncit Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (20/4).

"Misalnya bagi-bagi sepeda. Bagi-bagi sertifikat tanah. Lempar-lempar sembako. Hati saya teriris. Dianggap apa rakyat ini dilempar-lempar begitu?" lanjutnya.

Jika melihat pemimpin sebelumnya sebagaimana Soekarno, Rachmawati mengatakan hal semacam itu tak pernah dilakukan. Bung Karno justru memberi petunjuk atau arah ke mana kepemimpinan akan berlanjut.

"Saya berkaca dengan kepemimpinan Bung Karno tidak pernah melakukan hal itu. Bung Karno yang selalu memberikan guidance, arah tujuan kemana kepemimpinan itu akan berlanjut. Tujuan apa yang ingin dicapai bangsa ini nanti. Bukan bagi-bagi sembako sementara kita tahu sembako itu impor," kata dia.

Ia mengatakan kritik keras disampaikan agar pemimpin tak membuat kekeliruan yang bisa menyengsarakan rakyat. "Ini saya kritik keras. Jangan sampai pemimpin 2019 mendapat kekeliruan lagi sehingga rakyat kita alami kesengsaraan," ujarnya.

Memilih pemimpin baru pada 2019 menurutnya harus memperhatikan kriteria atau latar belakang calon pemimpin. Jika menilik dari definisi pemimpin sebagaimana yang pernah disampaikan Bung Karno ialah seorang pemimpin harus pro rakyat

"Bung Karno selalu mengatakan saya lebih suka dianggap sebagai penyambung lidah rakyat. Jadi segala kebijakannya selalu pro kepada rakyat. Jadi tidak sekadar hanya sebagai tokoh revolusi tapi merasakan penderitaan rakyat. Ini kriteria yang harus kita perhatikan apabila kita ingin memilih dan mendapatkan pemimpin yang sesuai harapan rakyat," paparnya.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita