Puan Maharani Gandeng Grand Sheikh Al Azhar Syiarkan Islam Moderat

Puan Maharani Gandeng Grand Sheikh Al Azhar Syiarkan Islam Moderat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pemerintah Indonesia ingin mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, yang dimulai sejak SD hingga perguruan tinggi. Dalam hal ini, Universitas Al Azhar di Mesir bisa berperan aktif dalam pengembangan kurikulum tersebut.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat membahas rencana kerjasama pembangunan Islam bersama Grand Sheikh Al Azhar Prof Dr Ahmad Mohamed Tayeb, di Kairo. Pembahasan dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran paham radikal dan mencetak dai-dai yang menyebarkan Islam moderat.

Puan yang didampingi Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzy, dan Deputi Menko PMK bidang Pendidikan dan Agama, pun mengapresiasi komitmen Al Azhar mengirim pengajar dai ke Indonesia dan menyediakan beasiswa untuk para ustad. Saat ini, ada sekitar 4.600 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Azhar. Puan menyampaikan rasa bangganya karena banyak alumni Al Azhar menjadi tokoh masyarakat saat kembali ke Indonesia.

Sementara itu, Grand Sheikh mengimbau mahasiswa Indonesia tidak terpengaruh kelompok-kelompok menyimpang dan radikal. Dia juga berharap pemerintah Indonesia memberikan beasiswa pada 607 mahasiswa yang saat ini tinggal di luar asrama Al Azhar.

"Hal ini penting untuk memantau mahasiswa agar tidak terpengaruh kelompok-kelompok yang tidak jelas," ujar Grand Sheikh.

Grand Sheikh menerima undangan Menko Puan pada Al Azhar untuk berkontribusi terhadap gagasan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) sebagai pengembangan Islam Moderat.  

Universitas Islam Internasional Indonesia dibangun pemerintah Indonesia di lahan 142,5 hektar dan ke depannya diharapkan menjadi pusat kajian Islam internasional dan tempat mempelajari peradaban Islam bagi seluruh mahasiswa dari dalam dan luar negeri. 

Oleh karena itu, sebut Menko PMK, kampus tersebut akan membutuhkan tenaga pengajar yang kompetitif di bidangnya, sehingga terbuka peluang melakukan kerjasama dengan para ulama untuk ikut mengembangkan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Menko PMK berharap agar ada orang Indonesia yang juga mendalami ilmu agama khususnya terkait dengan fatwa. 

"InsyaAllah, Al Azhar siap mengirim dosen ikut mengajar di UIII agar cepat berkembang. Sangat senang bertemu dengan keluarga Bung Karno," ujar Grand Sheikh.

Puan lalu menyampaikan salam dan pesan dari Presiden Joko Widodo serta Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri kepada Grand Sheikh. Ucapan terima kasih disampaikan atas kesediaan Grand Sheikh Al Azhar menjadi pembicara utama dalam forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyat al-Islam (HLC-WMS) di Bogor, pada 1-3 Mei 2018 mendatang.

"Saya sangat bahagia karena Ibu Menko berkenan hadir. Terimakasih atas undangan Presiden RI untuk hadir dalam pertemuan di Jakarta dan terima kasih juga atas undangan Ibu Megawati," tambah Grand Sheikh.

Grand Syeikh juga mengungkapkan kebahagiaannya bertemu cucu Presiden pertama RI Soekarno. Sebagai bentuk penghormatan membangun hubungan Indonesia-Mesir, Al Azhar telah memberikan gelar Doktor Honoris Causa pada Bung Karno.

"Saya sangat mengenal Bung Karno sejak sekolah di SMA dan saya senang sekali hari ini bisa ketemu dengan cucu Bung Karno. Kita tahu bahwa Sukarno sebagai inisiator KTT Asia Afrika di Bandung," ujar Grand Sheikh.

Setelah menemui Grand Sheikh Al Azhar, Menko Puan menemui tokoh Islam berpengaruh di Mesir lainnya, Grand Mufti Mesir Prof Dr Shawki Allam. Pertemuan dilakukan sebagai upaya peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Mesir.

Grand Mufti mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia mendesain kurikulum pengembangan Islam moderat sejak dini dan menawarkan bantuan pengembangan kurikulum. Grand Mufti memuji Pancasila yang disampaikan Puan dan menyambut baik rencana pembangunan Universitas Islam Internasional di Indonesia yang dapat memperkuat lembaga fatwa untuk menangkal penyebaran paham Islam radikal. 

"Kami senang ada kerja sama yang baik terutama bagi pelajar Indonesia untuk belajar fatwa. Insyallah lembaga ini siap menyuplai bahan sebagai referensi," ujar Grand Mufti. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita