www.gelora.co - Perbincangan antara Sandiaga Uno dengan Romahurmuziy berbuntut simpang-siur soal kebenaran lobi untuk menjadikan Prabowo sebagai cawapres Jokowi. Habiburokhman meminta agar Rommy tak merendahkan Prabowo.
"Pernyataan Ketum PPP Rommy soal tawaran Sandiaga agar Prabowo menjadi Cawapres Jokowi jelas tidak benar. Sandi sendiri dengan tegas telah membantah," kata Habiburokhman yang merupakan Ketua DPP Partai Gerindra itu lewat keterangan tertulisnya, Minggu (22/4/2018).
Habiburokhman menegaskan Sandi selaku Wakil Ketua Dewan Pembina tak pernah mengusahakan agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi saja. Soalnya Prabowo adalah capres dari Gerindra, tidak mungkin turun kelas menjadi cawapres.
"Dan kenyataannya memang tidak ada sama sekali inisiatif dari kami untuk mendegradasikan Prabowo sebagai penantang terkuat Presiden Jokowi menjadi hanya sekedar cawapres," kata Habiburokhman.
Dia tak habis pikir dengan Rommy yang seolah mengembuskan isu liar bahwa Prabowo mau menjadi cawapres Jokowi. Lebih baik Rommy mengurus partainya saja supaya tak jatuh ke titik nadir, tak lolos ke parlemen.
"Perlu mengingatkan bahwa baiknya dia mengurus partainya sendiri , capresnya sendiri serta jangan lupa dengan Ahok yang pada Pilgub DKI lalu dia dukung," kata Habiburokhman.
Habiburokhman kemudian merujuk ke survei Cyrus Network terakhir. Ada salah satu partai baru pendukung Jokowi yang terancam tak dipilih publik di masa mendatang. Habiburokman mengingatkan agar PPP tak bernasib sama degan PSI, bila survei Cyrus itu benar terjadi di masa depan.
"Saya ingatkan kepada Romy bahwa kami selalu menjaga hubungan baik dengan dia dan PPP. Jadi janganlah dia melakukan sesuatu yang bersifat menyerang kami. Yang akan rugi tentu dia sendiri karena mungkin akan dianggap publik tidak elegan. Kita lihat PSI yang begitu semangat menyerang kami, tetapi oleh lembaga survey Cyrus disebutkan sebagai partai yang paling tidak akan dipilih di masa depan," kata dia.
Survei Cyrus soal persepsi soal partai yang tak akan pernah dipilih di masa depan, hasilnya PSI menempati urutan pertama dengan raihan 9,3%, PDIP 8,8%, Partai Golkar 8,0%, Partai Garuda 5,7%, dan seterusnya. Yang tidak tahu sebanyak 36,7%.[dtk]