![](https://1.bp.blogspot.com/-dZxXIth2ZCA/WuBKh2xPrWI/AAAAAAABtZw/2HLvtgx0wKQcyvf6zEdDKyX8M-uRIU8HACLcBGAs/s640-rw/bos-kadin-pesimistis-rupiah-bisa-kembali-ke-posisi-rp-13500-per-usd.jpg)
www.gelora.co - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, pesimistis nilai tukar Rupiah bisa menguat hingga Rp 13.500 per Dolar AS (USD). Menurutnya, tidak masalah Rupiah tidak terlalu menguat asalkan stabil.
"Tapi kalau kita harapkan Rp 13.500 (nilai tukar rupiah ke USD), agak berat. Yang penting stabil di angka Rp 13.700 per USD atau Rp 13.750 per USD," sebut dia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (25/4).
Nilai tukar Rupiah yang tidak menentu, lanjutnya, membuat para pengusaha kesulitan. Sebab, pengusaha sulit membuat perencanaan di tengah ketidakpastian.
"Kalau saya ngobrol dengan teman-teman pengusaha dan asosiasi sih, sebenarnya mereka berharap mata uang kita bisa lebih stabil. Kalau fluktuasi kan kita dari segi planning jadi susah," ungkapnya.
Namun, tidak dipungkiri, pelemahan Rupiah juga membuat sejumlah pengusaha bahagia. Seperti pengusaha batubara. Di mana, biaya produksi mereka menggunakan Rupiah, namun hasil penjualan berbentuk Dolar.
Hal sebaliknya terjadi untuk sektor industri lainnya semisal farmasi serta makanan dan minuman. Di mana, Rosan mengatakan bahwa para pelakunya akan menjerit bila Rupiah masih terus tinggi.
Menanggapi dampak pelemahan Rupiah terhadap utang, dia yakin, pihak swasta dalam negeri sudah belajar menyiasatinya dengan lindung nilai (hedging). Sementara, utang negara, diyakini pemerintah tidak akan menempatkan dana utang ke sektor tak produktif.
"Untuk utang pemerintah, kembali lagi, pasti ada tekanan dari segi kebijakan ke depannya. Jadi, kalaupun pemerintah harus utang, itu untuk sesuatu yang produktif, bukan untuk menambal anggaran," pungkas Rosan.[mdk]