www.gelora.co - Pelarian panjang Harimau Bonita berakhir di ujung tembakan bius. Tubuh harimau Bonita yang berbalut lumpur itu tertidur dan akhirnya dievakuasi.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumba Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, menceritakan penangkapan harimau Bonita berawal dari aksi 12 orang tim terpadu yang melakukan perburuan pada Jumat 20 April 2018 sekitar pukul 05.00 WIB.
Tim yang terdiri dari aparat TNI/Polri, WWF Riau, animal communicator Shakti asal Kanada dan sejumlah aktivis lainnya ini menindaklanjuti informasi yang mengatakan harimau Bonita ada di kawasan kebun sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) di Kec Pelangiran, Kab Inhil, Riau.
Tim kemudian menuju lokasi dengan menggunakan motor dan mobil. Tim lalu menemukan jejak-jejak harimau Bonita yang diburu sejak tiga bulan itu.
"Jarak untuk menembak Bonita oleh tim kita, sangat ideal. Sekitar 15 meteran saja. Bonita ditembak bius di perkebunan sawit pukul 06.15 WIB. Tembakan bius tim kami tepat mengenai sasaran. Bonita saat itu langsung bereaksi atas tembakan bius itu," kata Haryono.
Harimau Bonita terus berjalan di bawah semak-semak di kebun sawit. Tubuh harimau Bonita banyak lumpur. Setelah berjalan satu kilometer di kawasan rawan gambut, akhirnya langkah Bonita berhenti. Dari posisi awalnya berdiri, Bonita duduk. Tak lama kemudian, Bonita tertidur.
"Tim dokter akhirnya mendekat ke Bonita untuk memastikan kondisinya. Setelah Bonita dipastikan tertidur, tim medis kembali menyuntikan biusnya agar Bonita benar-benar tertidur untuk bisa dievakuasi," kata Haryono.
Penangkapan harimau Bonita ini sengaja dirahasiakan demi keamanan. Tim terpadu mengevakuasi harimau Bonita keluar dari lokasi tidak menggunakan jalur darat.
Dalam kandang besi, Bonita yang terbius dibawa dengan kapal menelusuri kanal hingga sungai. Bonita akhirnya sampai ke Kota Tembilahan menjelang malam. "Kami sengaja tidak mengangkutnya lewat darat. Ini demi keamanan Bonita, kita khawatir bila ada reaksi masyarakat atas Bonita yang sudah menyerang dua warga hingga tewas," kata Haryono.
Harimau Bonita selama ini sudah menyerang dua orang warga hingga tewas. Korban pertama Jumiati pada 3 Januari, selanjutnya Yusri pada 10 Maret. Waktu yang cukup panjang untuk mengevakuasi Bonita dari lokasi konflik tersebut.
Harimau Bonita selanjutnya akan dititipkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera (Panthaera tigris sumatrae), tepatnya di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar.
"Bonita tidak dibawa ke Pekanbaru, tapi langsung ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya," ujarnya.[dtk]