www.gelora.co - Partai Bulan Bintang (PBB) membuka pintu seluas-luasnya bagi aktivis Front Pembela Islam (FPI) dan eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menjadi bakal calon anggota legislatif (bacaleg).
Berikut penjelasan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra.
Betulkah PBB membuka pintu seluas-luasnya bagi aktivis FPI dan eks HTI menjadi bacaleg PBB?
Betul. Selama ini kan kami bantu mereka, dan mereka membantu kami. Jadi saling membantulah. Karena itu kalau dari kalangan HTI dan FPI mau masuk PBB silakan, kami siap menerima. Tapi kami tidak terbatas pada merekrut dari kedua ormas ini, dari ormas lain juga. Misalnya kalau anggota NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Kahmi (Korps Alumni HMI) dan ormas lainnya mau gabung, kami terbuka buat mereka.
Jadi siapa saja yang mau gabung jadi caleg PBB silakan, kami membuka peluang buat mereka. Hanya ada tiga golongan yang kami tidak terima.
Golongan apa saja itu?
Pertama PKI, kedua kelompok penista agama, dan ketiga kelompok pendukung LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Ketiga golongan itu kami enggak terima. Kalau yang lainnya oke, oke saja, sepanjang memenuhi persyaratan yang diatur undang-undang, kami membuka kesempatan untuk bergabung. Siapa saja yang bergabung nanti kami seleksi, kami berikan pembekalan dan lain-lain, dengan harapan PBB bisa jadi partai yang mencakup segala segmen dalam masyarakat, dan berperan aktif dalam keragaman. Karena kami ingin PBB memperoleh kemenangan yang lebih besar.
Selama ini kan banyak kalangan menganggap kedua ormas itu radikal. PBB tidak khawatir dicap menganut paham radikal?
HTI sih tidak. HTI itu sebenarnya cara-caranya damai. Tapi siapapun yang gabung ke PBB pasti akan kami bekali, dan kami berikan training soal ideologi, agar pemikirannya sejalan dengan PBB. PBB ini kan dikenal sebagai partai yang moderat, partai yang modernis yang menjunjung tinggi ajaran Islam. Dalam berpolitik PBB melakukan ijtihad, dalam arti membuka pikiran seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, serta berupaya menerapkan Islam dalam rangka menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa ini.
Selama ini yang dilihat dari saya kan pendekatan yang rasional. Jadi enggak usah ada kekhawatiran PBB akan berubah menjadi kelompok radikal. PBB itu bukan radikal, bukan ekstrimis, tetapi partai yang moderat. Sepanjang sejarahnya PBB tidak pernah terlibat dalam kejahatan, tidak pernah terlibat dalam konflik, dan tidak pernah terlibat korupsi.
Tidak ada satupun pimpinan PBB yang pernah ditangkap gara-gara korupsi. Jadi PBB betul-betul partai yang menjanjikan, karena PBB adalah partai yang Islami sekaligus partai kebangsaan. Jadi tegas pembelaan kami terhadap Islam, tapi juga tegas pembelaan kami terhadap bangsa.
Persepsi masyarakat kan tidak bisa diatur, sehingga bisa jadi masyarakat justru berpersepsi negatif karena hal ini?
Enggaklah, menurut saya orang justru akan berpikir positif. Karena kan kesan orang HTI itu didzolimi pemerintah, dan kami membela yang didzolimi itu. Dan sikap kami itu jelas sekali dalam membela Islam. Kami tidak hanya membantu HTI, tapi kami juga membela tokoh-tokoh Islam yang dikriminalisasi dan aktivis-aktivis yang dituduh makar. Jadi jelas PBB itu partai yang membela rakyat, membela mereka yang ditindas dan didzolimi. Kami membantunya juga tanpa kekerasan, melainkan dengan cara-cara damai.
Kami mendukung HTI karena ada dugaan kuat mereka didzolimi oleh pemerintah, karena ada kepentingan asing. Jadi sebetulnya kami membela bangsa, membela Islam. Tidak ada pikiran untuk makar dan sebagainya. Jadi jangan ada-adain yang enggak ada. Sekarang siapa yang berani lawan penguasa ketika Islam didzolimi? Cuma PBB.
PBB sampai hari ini alhamdulillah tegas terhadap pendirian. Kami sudah menyatakan bahwa tidak mendukung pencalonan Jokowi lagi. Jadi kalau misalkan nanti ternyata calon tunggal, ya kami akan pilih kotak kosong.
Tadi Anda bilang akan ada pembekalan terhadap semua bacaleg yang daftar ke PBB. Seperti apa pembekalannya?
Betul. Jadi bagi yang mau jadi anggota PBB itu kami kasih pembekalan dan kaderisasi. PBB itu seperti pelangi, karena merekrut dari berbagai komponen masyarakat. Di tahun awal politik ini PBB membuka diri terhadap semua golongan. Mulai dari yang moderat sampai yang bicara keras itu kami rekrut. Makanya butuh pembekalan guna menyamakan ideologi dengan PBB.
Sejauh ini apa sudah ada anggota FPI dan eks HTI yang daftar?
Saya belum tahu ya, karena saya belum bisa cek. Pendaftaran itu dilakukan melalui cabang-cabang partai. Kami punya 560 cabang, kami punya 36 wilayah. Tapi saya dengar di beberapa daerah sudah ada yang daftar. Tapi saya tidak tahu persisnya, karena belum memonitor. Yang jelas kami membuka kesempatan bagi siapa saja, kecuali tiga golongan tadi. Dan saya ingin sampaikan juga kalau PBB ini partai ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Artinya bukan Syiah dan bukan Wahabi. Saya ingatkan supaya jangan sampai pelecahan di masa lalu kembali terjadi.
[rmol]