www.gelora.co - Kapolri Jenderal Tito Karnavian terus berupaya melakukan banyak kegiatan. Terutama menghadiri acara keagamaan dengan para ulama, baik tingkat pusat dan daerah.
Pengamat politik Muhammad Qadari menilai apa yang dilakukan oleh Kapolri merupakan tugas dalam menjaga ketertiban. Khususnya, sebagai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Polri.
Jika nanti berimbas pada naiknya citra Kapolri, dalam hal ini bertambah populer dikalangan umat Islam. Maka, itu akan menjadi bonus.
"Dalam politk itu ada yang namanya efek samping. Bahwasannya, kemudian ada efek bertambah populer. Di kalangan islam itu namanya bonus. Tetapi sebagai seorang Kapolri, tugasnya demikian," kata Qadari usai diskusi di kantor ICMI, Menteng, Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut Qadari, apa yang dilakukan Kapolri diduga terkait Pilpres 2019. Seperti yang dilakukan semua tokoh, berusaha mengambil simpati rakyat dan Joko Widodo (Jokowi).
Namun, hal itu tidak terlalu berpengaruh banyak. Menginat, keputusan siapa yang akan menjadi Cawapres ada di tangan Jokowi sendiri.
"Kuncinya itu Pak Jokowi. Nah semua ini sedang usaha," urai Direktur Eksekutif Indobarometer itu.
Sebagai Kapolri, sambung Qadari, sudah menjadi kewajiban Tito untuk menjaga ketertiban. Termasuk kegiatannya mendekatkan diri kepada umat Islam dan ulama yang ada di Indonesia. Tujuannya, memperbaiki citra Jokowi di mata umat Islam.
"Bosnya siapa? Bosnya Presidenlah. Kan bekerja atas nama Presiden," pungkasnya. [rmol]