www.gelora.co - Tersiar kabar ada utusan-utusan yang menawarkan dan meminta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersedia menjadi Cawapres Joko Widodo di Pilpres 2019 dengan imbalan uang triliunan rupiah. Namun, hal itu dibantah oleh pihak PDIP. Bahkan, berbagai kalangan turut berkomentar atas hal tersebut.
"Oh nggak ada itu. Kan kalau ada saya tahu," kata Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga di Jakarta, Jumat (30/3/2018).
Kendati begitu, Eriko tidak bisa memastikan apakah memang ada tawaran dari utusan-utusan yang meminta Prabowo untuk menjadi cawapresnya. Dia memastikan, tak ada kader PDIP yang diminta jadi utusan menemui Prabowo atau pihak Gerindra.
"Setahu saya dari PDIP nggak ada ajakan seperti itu. Nggak pernah (memberikan usulan tersebut)," sebut Eriko.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengakui partainya ditawari berkoalisi untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sang ketua umum, Prabowo Subianto, diminta menjadi cawapres Jokowi.
"Ya ada lah utusan-utusan orang yang datang menawarkan, bergabung agar Pak Prabowo jadi cawapres dan sebagainya," ujar Fadli beberapa waktu lalu.
Namun Prabowo dan Gerindra menolak tawaran tersebut. Fadli pun tak menganggap tawaran tersebut tidak spesial karena lobi-lobi semacam itu dinilainya wajar terjadi dalam dunia politik.
"Saya kira ini dalam politik sah-sah saja. Biasa saja. Tapi kami tegaskan sekali lagi bahwa Gerindra akan mencalonkan Pak Prabowo bukan sebagai cawapres, tapi sebagai capres," jelas Wakil Ketua DPR itu.
Tak Mudah
Prabowo Subianto dinilai tidak mudah mau menjadi cawapres petahana Presiden Joowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Sebagai seorang Ketua Umum, Prabowo pasti tetap cenderung memilih maju sebagai capres atau pun King Maker, meski ditawarkan uang Rp15 triliun.
"Opsinya ada dua. Pertama kalaupun maju Prabowo tetap sebagai calon presiden dan tak mungkin jadi cawapres Jokowi," kata peneliti dari Indo Survei dan Strategy, Karyono Wibowo, di Jakarta, Jumat (30/3/2018).
Menurutnya, jika Prabowo tidak maju, dia akan jadi King Maker dan memilih sosok yang dianggap paling dekat atau mewakili suara-suara pemilihnya.
Selain itu, apabila benar memilih menjadi King Maker, Prabowo dirasa akan mendukung duet Anies Baswedan dan Jenderal Gatot Nurmantyo.
"Mengapa demikian? Karena dua sosok ini paling dekat dengan pemilih Prabowo. Para pemilih Prabowo akan memberikan dukungan," demikian Karyono.
Skenario Jokowi
Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan ada sebuah skenario yang dirancang secara sistematis, agar Jokowi berhadapan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Alasan Hendri lantaran dia melihat gelagat Jokowi yang berupaya menggandeng calon potensial lainnya untuk Pilpres 2019.
"Kenapa saya katakan demikian? Karena kelihatan Jokowi kebingungan untuk mencari pasangannya. Kemudian capres-capres yang kuat itu dibuat seolah mereka cocok menjadi cawapres Jokowi daripada menjadi lawannya," kata dia di Jakarta, Jumat (30/3/2018). [htc]