www.gelora.co - Jenderal pasukan Islam yang jadi legenda tak pernah kalah perang. Namanya jadi legenda, tak cuma di kalangan Umat Islam, tapi juga di Dunia Barat. Khalid Bin Walid, tercatat tak pernah dikalahkan dalam 100 pertempuran. Situs History.net memasukkannya ke dalam daftar 100 jenderal paling hebat sepanjang sejarah.
The ancienthistorylists.com memasukkan Khalid dalam 12 jenderal paling berpengaruh di dunia pada masa pertengahan.
"Yang harus dicatat, di masa lampau para jenderal benar-benar memimpin pasukan mereka ke dalam medan pertempuran. Menghadapi ribuan musuh di depan mereka. Berbeda dengan para jenderal saat ini yang memantau pertempuran lewat teknologi virtual," tulis situs itu.
Dan Khalid Bin Walid melakukan itu semua. Dia memimpin prajuritnya ke tengah pertempuran besar, melawan musuh yang berjumlah jauh lebih banyak. Tak pernah sekalipun Khalid dikalahkan di medan perang.
Bisa disebut Khalid adalah peletak fondasi militer pertama tentara Islam. Dia berperang menyatukan seluruh Jazirah Arab, kemudian melawan Bangsa Persia, Romawi dan Byzantium.
Nama Khalid sebenarnya sudah tersohor di kalangan Bangsa Qurais sebagai panglima perang yang tangguh. Dia masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyyah. Namun dalam perang Mut'ah tahun 629 dia mulai menunjukkan perannya untuk memimpin pasukan Muslim.
Rasulullah SAW memperkirakan akan banyak korban saat Pasukan Islam menghadapi tentara Kekaisaran Romawi Timur. Maka beliau menunjuk Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib,
dan Abdullah bin Rawahah, bergiliran menjadi Panglima jika salah satu tewas.
Di Bushra, pertempuran pecah. Jumlah pasukan tak berimbang, 3.000 tentara Islam melawan sekitar 100.000 tentara divisi Romawi Timur. Tiga panglima yang ditunjuk Muhammad SAW tewas dalam pertempuran.
Pasukan Islam sepakat menunjuk Khalid menjadi pemimpin pasukan untuk meneruskan pertempuran. Dia memperlihatkan kepiawaiannya hingga memaksa tentara Romawi Timur mundur dari medan perempuran.
Dalam Buku Heroes of Islam yang diterbitkan Dar-us-Salam Publication, Nabi Muhammad di Madinah mendapatkan laporan soal pertempuran dan tiga komandan Muslim yang gugur.
"Pedang Allah yang menegakkan bendera Islam dan dia yang menyelamatkan pasukan Muslim hari itu," kata Rasulullah pada para sahabatnya.
Itulah awal mula Khalid bin Walid digelari Sayf-ul-llah atau pedang Allah. Nama itu menggetarkan musuh-musuhnya di medan pertempuran.
Kelak dalam sebuah pertempuran, komandan musuh mendatangi Khalid dia bertanya. "Apakah benar Tuhan menurunkan sebilah pedang dari surga dan memberikannya padamu hingga kau tak terkalahkan?" katanya.
Khalid sebenarnya bisa saja menjawab iya dan membuat seluruh pasukan musuh ketakutan. Namun dia memilih berkata jujur. "Tidak," kata Khalid. Dan dia bercerita bagaimana ceritanya hingga menyandang nama itu.
Terkesan dengan kejujuran Khalid, dan diskusi mereka soal Islam, sang komandan akhirnya bergabung dalam pasukan Islam.
Kehebatan Khalid juga terlihat saat pertempuran Yarmuk. Dia memimpin 40.000 tentara dan mengemban misi dari Khalifah Abu Bakar untuk menyatukan seluruh Timur Tengah di bawah bendera Islam. Musuh yang mereka hadapi adalah pasukan gabungan Armenia, Slavia, Ghassanid dan juga pasukan Romawi Timur berjumlah 150.000.
Dalam perang ini pasukan Islam mencapai kemenangan telak. Mereka merebut Palestina, Suriah dan Mesopotamia dari Kekaisaran Romawi Timur.
Nama Khalid Bin Walid harum di mana-mana. Agar dia tak didewakan dan dipuja-puja oleh Kaum Muslimin, Khalifah Umar memberhentikannya dari jabatan Panglima Perang Tertinggi Pasukan Muslim. Posisi itu diberikan pada Abu Ubaidahh.
Khalid tak mempermasalahkan hal itu. Secara pribadi dia mendatangi Abu Ubaiddah untuk melapor sebagaimana prajurit melapor pada komandannya. Dia kembali ke medan perang sebagai prajurit, bukan panglima perang tertinggi lagi.
Khalid meninggal dunia tahun 642 dalam usia 57 tahun di Kota Homs, Suriah. Dia tak meninggal di medan perang, sebagaimana keinginan banyak prajurit Muslim. Namun namanya harum sebagai Panglima Perang yang tak pernah kalah. (ma)