www.gelora.co - Tim gabungan yang memburu harimau Sumatera liar bernama Bonita masih terus mengepung dari 3 penjuru. Tim itu tidak ditambah karena dikhawatirkan lebih berisiko.
"Tim masih terus bergerak di lapangan, mempersempit ruang gerak Bonita tadi, karena kita yakini si Bonita ada di situ," ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono alias Haryono, ketika dihubungi, Minggu (18/3/2018).
Menurut Haryono, seekor harimau memiliki daya jelajah minimal 40 km. Namun, ruang jelajah Bonita telah dipersempit.
"Dia punya jelajah, ring jelajah itu sampai minimal 40 km. Ini kemarin jalur favorit dia dari Kampung Danau sampai Blok 64 itu kurang dari 15 km, itu favorit, dia gerak di situ saja," ucap Haryono.
Haryono menyebut ada 3 tim yang melakukan pemantauan di ruang jelajah Bonita. Sedangkan, tim dari TNI-Polri berada di luar ruang jelajah itu.
"Tim datang dari 3 arah yang masih dalam pantauan, kemudian di luarnya di-cover ada tim dari TNI, ada dari Polri, sehingga bisa terpantau dari 3 tim itu," ucap Haryono.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan ada 54 orang yang tergabung dalam Tim Rescue Terpadu untuk menyelamatkan Bonita, yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, Pemerintahan Daerah Kabupten Inhil, Polres Inhil, Kodim Inhil, Yayaan Asari, WWF, PKHS, Veswick, PT TH Indo Plantation, PT Arara Abadi, dan masyarakat Dusun Sinar Danau.
Bonita sebelumnya sempat terkena tembakan bius pada hari ke-73 dalam upaya penyelamatan satwa tersebut atau tepatnya pada Jumat, 16 Maret 2018. Saat itu, Bonita sempat terlihat dari jarak dekat dengan salah satu tim, tetapi kemudian menghilang.
Bonita merupakan harimau betina yang berkeliaran di perkebunan sawit di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Bonita telah menewaskan 2 warga yaitu Jumiati dan Yusri.[dtk]