www.gelora.co - Badan Pusat Statistik merilis neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 tercatat defisit, dengan nilai US$ 670 juta.
Ekspor pada periode tersebut mencapai US$ 14,46 miliar atau turun tipis 2,81% dibandingkan bulan sebelumnya sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 7,86%. Dari total ekspor Januari 2018 US$ 14,46 miliar, US$ 13,17 miliar di antaranya merupakan ekspor non migas atau sekitar 91,11% dan sisanya US$ 1,29 miliar merupakan ekspor migas.
Sedangkan impor Januari tercatat US$ 15,13 miliar atau naik 0,26% dibandingkan Desember 2017 atau tumbuh 26,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari total impor US$ 15,13 miliar, impor migas tercatat US$ 2,14 miliar sedangkan impor non migas tercatat US$ 12,99 miliar
"Dengan menggabungkan, kita memperoleh neraca perdagangan pada Januari defisit US$ 0,67 miliar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2018).
Ekspor
Ekspor Januari tercatat US$ 14,46 miliar, turun 2,81% dari Desember 2017. Dari total ekspor Januari 2018 US$ 14,46 miliar, US$ 13,17 miliar di antaranya merupakan ekspor non migas atau sekitar 91,11% dan sisanya US$ 1,29 miliar merupakan ekspor migas.
"Struktur ekspor masih didominasi non migas 91,11%," paparnya.
Berikut pangsa pasar ekspor:
China US$ 1,92 miliar atau 14,58%
Amerika Serikat (AS) US$ 1,54 miliar atau 11,71%
Jepang US$ 1,39 miliar atau 10,52%
Impor
Impor Januari tercatat US$ 15,13 miliar atau naik 0,26% dibandingkan Desember 2017 atau tumbuh 26,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari total impor US$ 15,13 miliar, impor migas tercatat US$ 2,14 miliar sedangkan impor non migas tercatat US$ 12,99 miliar
"Nilai impor US$ 15,13 miliar naik 0,26% dibanding Desember 2017. Kalau dibandingkan Januari 2017 naik 26,44%. Jauh lebih cepat dibanding kenaikan ekspor," ungkapnya.
Berikut pangsa pasar impor:
China US$ 3,76 miliar atau 28,94%
Jepang US$ 1,37 miliar atau 10,52%
Singapura US$ 900 juta atau 6,91% (dtk)