www.gelora.co - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut KPK sebaiknya pindah ke Korea Utara (Korut). Komentar itu dilontarkan Fahri untuk menanggapi maraknya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap para calon kepala daerah.
Namun KPK menanggapi santai komentar Fahri. Menurut KPK, Fahri bermaksud baik dengan memberikan komentar seperti itu.
"Bro Fahri nanggap begitu, hatinya baik kok. Apalagi karena yang bersangkutan bicara itu dijamin oleh UU untuk parle (bicara), diskusi, dan seterusnya," ucap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Rabu (14/2/2018).
Fahri pun pernah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup KPK. Namun, menurut Saut, menutup KPK tidak semudah 'menutup warung'.
"Tapi kalau mau nutup KPK kan bukan kayak mau nutup warung. Lagian UU KPK-nya kan dibuat lewat parle juga, jadi parle-parle dululah biar kita-kita siap-siap kalau tutupnya warung kapan gitu," ujar Saut.
Sebelumnya, Fahri menyebut cara KPK melakukan OTT tak cocok diterapkan di negara demokrasi. "KPK itu cocoknya pindah ke Korea Utara saja. Suruh jadi aparatnya Kim Jong Un itu cocok dia. Nggak bisa dia di negara demokrasi," kata Fahri di kompleks parlemen.
Menurutnya, OTT tidak akan membuat para pelaku tindak pidana korupsi jera. Lembaga antikorupsi itu, kata Fahri, hanya sedang membuat drama.
"Saya menganggap KPK itu sudah mengalami kematian fungsi dan eksistensi. Kayak sekarang dia ngejar-ngejar bupati yang lagi pilkada itu, kayak berburu di kebun binatang. Nggak ada gunanya dan nggak ada manfaatnya. Dia akan membuat drama-drama seolah-olah efek jera, bohong itu," kata Fahri.
Fahri meminta Presiden Jokowi menutup KPK apabila tak lagi diperlukan. Ia juga menegaskan KPK menjalankan hasil rekomendasi Pansus KPK yang telah disahkan melalui rapat paripurna.
"Jadi ini menurut saya kekeliruan. Sudahlah tutup saja, Jokowi harus berani. Ini kan Pansus sudah ada rekomendasi temuannya lengkap, sebentar lagi ada audit BPK ngeri-ngeri hasilnya. Cuma kita kan penakut semua, cobalah berani sedikit jadi presiden," tuturnya.
[dtk]