www.gelora.co - Massa aksi bela Palestina yang terdiri dari para ketua ormas dan organisasi keagamaan di Indonesia berencana menyerahkan petisi ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, besok pagi (Senin, 18/12).
Di penghujung aksi, Sekjen Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), kyai haji Anwar Abbas didaulat membacakan pernyataan sikap didampingi para ulama MUI, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pimpinan sejumlah ormas Islam, perwakilan dari PP Muhammadiyah, budayawan Taufik Islam dari atas panggung di lapangan Monas, Jakarta Pusat.
Berikut ini delapan poin pernyataan sikap Aksi Indonesia Bersatu Bela Palestina yang dibacakan Sekjen PP MUI:
Bismilllahirrohmanirrohim, setelah mencermati secara seksama keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara sepihak atau secara unilateral dan ilegal, mengakui Yerusalem atau alquds sebagai ibukota Israel, dampak negatifnya yang meluas di dunia internasional, khususnya kepadaa bangsa Palestina, kami peserta Aksi Indonesia Bersatu Bela Palestina dengan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan sikap sbagai berikut
Pertama, keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang secara sepihak atau unilateral dan ilegal mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel telah mencederai rasa keadilan dunia internasional, melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina, dan merusak upaya perdamaian antara Israel dengan Palestina yang selama ini terus dilakukan PBB dan OKI, untuk itu keputusan itu harus dibatalkan dan dicabut secepatnya.
Kedua, jika Presiden Amerika Serikat tidak segera membatalkan pernyataannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel maka Amerika Serikat akan kehilangan legitimasi untuk menjadi penengah perdamaian antara Palestina dan Israel.
Ketiga, mendesak kepada semua negara agar menolak keputusan sepihak dan ilegal Presiden Donald Trump untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel,
Keempat, mendesak kepada semua negara yang selama ini telah melakuikan hub diplomatik dengan Isreal, terutama negara-negara yang tergabung dalam OKI agar memutus hubungan diplomatik dengan Israel atau tidak meninggalkan kantor kedutaannya ke Yerusalem.
Kelima, mendukung hasil deklarasi konferensi Islam di Istambul, Turki tanggal 13 Desember 2017 menegaskan bahwa perlu terus didorong hak-hak warga Palestina secara permanen, termasuk hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri, damn perwujudan negara Palestina merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem atau Alquds sebagai ibukotanya.
Keenam, jika Presiden Donald Trump tidak mencabut keputusan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel maka kami pertama mendesak PBB segera menggelar sidang istimewa untuk sanksi tegas kepada Amerika Serikat dengan opsi pembekuan AS sebagai anggota PBB, atau pemindahana markas PBB dari Amerika Serikat ke negara lain. Kedua, mendesak DPR membentuk panitia khusus untuk meninjau kembali semua bentuk investasi atau bisnis perusahaan-perusahaan Amerika di negeri ini, juga mengimbau rakyat Indonesia untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk perusahaan Amerika serikat dan Israel yang beredar di Tanah Air. Kita gunakan produk-produk karya anak bangsa sendiri.
Kita juga menyerukan kepada negara-negara OKI dan masyarakat dunia agar meningkatkan bantuan kemanusiaan dalam bentuk pembangunan, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, dan tempat-tempat ibadah baig masyarakat Palsetina
Terakhir, kita mengimbau ke seluruh rakyat Indonesia agar berdoa untuk kedamaian, khususnya umat Islam agar membaca qunut nazilah dalam tiap salat fardu.[rmol]