www.gelora.co - Dari hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah dilakukan di laboraturium khusus hewan, ditemukan bahwa kucing bersih secara keseluruhan. Dia lebih bersih dari manusia. Allah SWT membekali kucing dengan otot yang melindungi kulitnya dari kuman dan lidah yang dapat membersihkan seluruh tubuhnya.
Dikutip dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis bahwa setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia, anjing, dan kucing, Dr. Gen Gustafsin peneliti kesehatan hewan menemukan, bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing. Kemudian manusia memiliki seperempat dari anjing, lalu pada kucing terdapat setengah dari kuman manusia.
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, posisi kulit seperti punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, serta ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Serta diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan mengusap lidah.
Penelitian tersebut menyatakan, bahwa hasil yang diambil dari kulit luar ternyata negatif, meskipun dilakukan berulang-ulang. Perbandingan yang ditanamkan memberikan hasil negatif sekitar 80 persen dan jika dilihat dari cairan yang diambil dari permukaan lidah memberikan hasil negatif.
Kuman yang ditemukan saat proses penelitian dilakukan berasal dari kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah terbatas seperti enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dari 50 ribu pertumbuhan.
Kemudian tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam. Berbaga sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Keistimewaan kucing menurut hadis Nabi
Rasulullah SAW menekankan pada beberapa hadits bahwa kucing tidak najis. Beliau menyebutnya sebagai binatang yang berkeliling di sekitar rumah. Bahkan Rasulullah SAW berwudhu dengan menggunakan air bekas minuman kucing karena suci.
Diriwayatkan dari Ali bin Al-Hasan dari Anas yag menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, Beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana, namun seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi menunda wudhunya sampai kucing tersebut berhenti minum. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Dikutip dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis bahwa sisa makanan kucing hukumnya suci. Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah mertuanya masuk ke rumahnya. Lalu, ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya”. Lalu Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan).” (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih Al Tammar dari ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, ternyata dia sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah shalat, dia lupa. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut.
Ketika ia melihat bubur tersebut, lalu dia membersihkan bagian yang disentuh kucing dan memakannya. Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR. Al Baihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra yang mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, “Ia tidak najis. Ia binatang yang sering keliling di antara kalian.” Hadits ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas, dan sisa makanannya suci.
Mengapa kucing tidak najis
Diriwayatkan dari Ali bin Al-Hasan dari Anas yag menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana, namun seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi menunda wudhunya sampai kucing tersebut berhenti minum. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Dalam hadits tersebut Nabi SAW menerangkan bahwa kucing tidaklah najis, kucing juga binatang yang selalu menjaga kebersihannya. Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Selain itu kulit kucing memiliki berbagai macam otot yang dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Kucing dilengkapi dengan alat pembersih yang paling canggih, yaitu lidah dengan permukaan kasar dan dapat membuang bulu-bulu mati serta membersihkan bulu-bulu yang tersisa. Permukaan lidahnya tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing berbentuk gergaji. Benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji, bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit.
Kucing suka meminum susu, caranya menggunakan lidah dalam menjilatnya. Benjolan pada lidah kucing dipergunakan sebagai kantong kecil untuk membawa aliran susu ke mulut agar proses penelanan berlangsung sempurna. Selain itu, benjolan-benjolan tersebut menyebabkan cairan tidak kembali atau menetes.
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboraturium di Rumah Sakit Hewan Baitharah bahwa jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit. Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus , Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bernama lysozyme. Kucing tidak menyukai air, karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih pada air yang tergenang.
“Kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing,” kata Sa’id Rafah. mgrol97.[rol]