Wiranto sebut KKB bukan menyandera warga tapi mengisolasi Tembagapura

Wiranto sebut KKB bukan menyandera warga tapi mengisolasi Tembagapura

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ribuan warga Distrik Tembagapura, Mimiki Papua, disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker. Kelompok ini sebelumnya pernah beberapa kali terlibat baku tembak dengan kepolisian.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengatakan, kejadian tersebut bukan bagian dari penyanderaan, melainkan KKB hanya mengisolasi daerah Tembagapura.

"Jadi di sana ada mungkin sekitar 8.000 pendulang emas. Kemudian ada upaya kelompok kriminal bersenjata bukan menyandera tapi mengisolasi daerah itu," jelas Wiranto saat di temui di Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (10/11).

Wiranto telah memerintahkan Kepolisian yang dibantu oleh TNI untuk menyelesaikan masalah ini secara persuasif. Karena yang dihadapi bukan dari suatu organisasi, melainkan dari gerombolan atau kelompok kriminal bersenjata.

"Tapi kan kita persuasif dulu, ajakan. Ya kita peringati jangan seperti itu. Apapun alasannya kelompok masyarakat apalagi masuk ke dalam kelompok kriminal bersenjata lagi," jelasnya.

Sebelumnya, Boy Rafli Amar mengungkapkan ribuan warga sipil di sekitar Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB). Mereka menjadikan warga sebagai tameng agar tidak diserang aparat. Mereka tidak diizinkan beraktivitas termasuk membeli makanan.

"KKB saat ini menjadikan warga sipil sebagai tameng dan sandera," ungkap Boy.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) hingga saat ini belum meminta tebusan. Tito menilai, konflik ini terjadi akibat permasalahan sosial.

"Mereka prinsipnya hit and run, setelah itu dikejar dan mereka menggunakan para pendulang sebagai tameng. Ini permasalahan sosial dari dulu agar tak ada pendulangan dari dulu," ujar Kapolri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (9/11). [mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita