Terbongkar! Kinerja Ahok Buruk: BPK Temukan Anggaran Bermasalah Rp30 Triliun

Terbongkar! Kinerja Ahok Buruk: BPK Temukan Anggaran Bermasalah Rp30 Triliun

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA - Para pendukung gubernur old tiba-tiba berisiknya luar biasa teriak rame-rame soal APBD DKI 2018.

Mereka sok mengkritisi APBD 2018 yang belum juga dipakai (baru tahap rencana, karena baru akan dipakai nanti mulai 2018). APBD 2018 juga merupakan produk gubernur Ahok-Djarot. Anies-Sandi praktis tidak bisa berbuat banyak merubah APBD 2018. Tapi seolah Anies-Sandi tidak becus mengurus Jakarta.

Mereka lupa, pura-pura tidak tahu, bagaimana buruknya pengelolaan keuangan Pemprov DKI zaman Ahok-Djarot. Dan yang menyatakan buruk itu bukan sembarangan, tapi lembaga auditor negara BPK.

Berikut arsip beritanya.... #MenolakLupa

Kinerja Ahok Buruk: BPK Temukan Anggaran Bermasalah Rp30 Triliun

Selain memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap penggunaan keuangan Pemerintan Provinsi (Pemprov) DKI tahun 2015, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mengungkapkan 50 temuan senilai Rp30,15 Trilun. Dari temuan itu, sebanyak Rp41 miliar diantaranya terindikasi merugikan keuangan daerah.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, dari Laporan Hasil pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun 2015 mengungkapkan, terdapat 50 temuan senilai Rp30,15 triliun atau separuh anggaran dari Peraturan Gubernur 2015 Rp69,28 Triliun.

Dari temuan Rp30 triliun tersebut, kata Pras, terdiri dari tiga temuan. Pertama, temuan yang berindikasi kerugian daerah senilai Rp41 miliar. Kedua, kekurangan penerimaan daerah Rp5,8 miliar. Dan ketiga, administrasi Rp30,11 triliun, dimana salah satunya berupa aset dinas pendidikan Rp15,2 triliun tidak dapat diyakini kebenarannya, dan aset lainnya yang belum validasi Rp14,5 Triliun.

"Ini bukti dari tidak ada niatan diri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memperbaik kinerja. Temuan-temuan ini dan opini WDP sudah yang ketiga kalinya terjadi dan berturut-turut," kata Prasetio Edi Marsudi melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Pras menjelaskan, sebagai seorang kepala daerah, Gubernur Ahok tidak bisa menjalankan pemerintahan seorang diri. Menurutnya, semua yang terlibat pembangunan harus diajak berkomunikasi dua arah, khususnya perangkat daerah yang berada langsung dibawahnya. Sehingga, temuan-temuan BPK yang mayoritas terdapat dalam kegiatan fisik tersebut tidak lagi ada pada penggunaan anggaran selanjutnya.

Politisi PDI Perjuangan itu pun meminta Pemprov DKI memperbaiki semua rekomendasi yang diberikan dari LHP BPK dalam dua bulan ke depan. Sebab, apabila tidak dilakukan, temuan-temuan tersebut akan bernasib sama dengan kegiatan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras pada anggaran perubahan 2014 yang merugikan keuangan daerah sebesar Rp191 Miliar. "Buka secara transparan apa temuan-temuan itu. Sehingga masyarakat dapat memakluminya," ujarnya.

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita