www.gelora.co - Manajemen Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur, menegaskan tidak akan mengungkap rekam medis Setya Novanto saat menjalani pemeriksaan di rumah sakit tersebut. Pernyataan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, pun dinilai tidak resmi meski dinyatakan secara terbuka.
Kepala Humas RS Premier Jatinegara, Sukendar menyampaikan pihaknya menghargai apa yang disampaikan oleh orang nomor 2 di Indonesia tersebut. Namun, ujar Sukendar, kerahasiaan medis seorang pasien merupakan pedoman mutlak bagi setiap rumah sakit. Hal itu mengacu pada peraturan menteri kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis.
"Apakah itu suatu pernyataan resmi? Mungkin buat publish resmi tapi buat kami di koridor kesehatan itu tidak resmi harusnya ada surat lah," ujar Sukendar ditemui merdeka.com di kantornya, Rabu (8/11)
Dia menambahkan, meski adanya surat permohonan untuk membuka rekam medis, izin serta persetujuan pasien tetap menjadi prioritas atas publikasi tersebut.
"Tapi kalau ada surat, belum tentu menjawab balik lagi persetujuan pasien," ujarnya.
Oleh sebab itu, Sukendar menegaskan dalam rapat yang dihadiri oleh tim dokter yang menangani Setya Novanto serta manajemen rumah sakit memutuskan menutup rapat rekam medis ketua DPR tersebut.
"Dalam diskusi kami menyimpulkan ikuti pemerintah ada undang-undang yang melarang bahwa rahasia medis itu milik pasien kalau mau dibongkar harus ada persetujuan pasien tidak boleh dibuka tanpa persetujuan pasien," ujar Sukendar.
Sebelumnya, meme tentang Setya Novanto saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara viral dan mengundang banyak perhatian menyusul ditetapkannya Dyaan Kemala Arrizqi, politisi Partai Solidaritas Indonesia, sebagai tersangka. Dyaan dianggap melakukan pencemaran nama baik dengan memviralkan meme tersebut.
Kejadian itu mengundang kritik dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pria yang akrab disapa JK itu menilai meme tersebut hanya merupakan karikatur dan tidak ada unsur penghinaan. "Itu kan semacam karikatur, ya kan. Itu ekspresi," ujar JK.
Jika polemik meme tetap diteruskan oleh Setnov, JK meminta agar pihak dokter rumah sakit yang merawat Setnov memberikan keterangan. "Yang paling pokok di sini ialah sebenarnya kasus ini harus ada penjelasan dari dokter. Iya, itu yang paling pokok," ujar dia.
"Harusnya dokter (RS Premier Jatinegara) menjelaskan bahwa dia (Setnov) memang sakit," lanjut Wapres JK.[mdk]