www.gelora.co - Tim Pengawal Ulama dan Aktivis (TPUA) melaporkan pembuat GIF konten pornografi bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab ke Mabes Polri.
"Kita udah laporkan di Mabes Polri dan alhamdulilah diterima," kata Wakil Ketua TPUA, Habib Novel Chaidir Bamukmin saat dihubungi Okezone, Kamis (9/11/2017).
Novel mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk segera memproses secara hukum, pelaku pembuat GIF pornografi yang mencatut gambar Imam besar FPI itu. Dia berharap kepolisian secepatnya memproses laporan tersebut, sebagaimana respons cepat atas laporan penghinaan meme Ketua DPR RI, Setya Novanto.
"Mudah-mudahan polisi cepat tanggap sebagaimana polisi cepat tanggap terhadap penghinaan terhadap Setya Novanto. Kita akan Koordinasi dengan kepolisian untuk menangkap pelaku untuk dijerat hukum. Pembuat meme juga kita minta untuk meminta maaf kepada umat Islam, karena dia berani menghina ulama," tambah dia.
Proses hukum, lanjut Novel, harus berjalan sebagai sanksi hukum. Tokoh FPI ini juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk bertindak tegas, bukan hanya menghapus konten berbau pornografi di WhatsApp tapi juga situs-situ porno di dunia maya.
Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akhirnya mengatasi konten pornografi berformat GIF yang beredar di WhatsApp. Sebagaimana diketahui, belum lama ini GIF pornografi dengan mudahnya didapatkan pengguna melalui WhatsApp hingga membuat masyarakat di Indonesia heboh.
Konten GIF pornografi itu sendiri disediakan oleh Tenor dan Giphy. Setelah melakukan komunikasi dengan Facebook - perusahaan yang menaungi WhatsApp, Kominfo mendapatkan kontak Tenor untuk berkoordinasi.
Atas konten yang terbilang tak layak itu, Kominfo memberikan peringatan kepada Tenor. Beruntung Tenor menyambut baik rekomendasi dari Kominfo untuk melakukan pembersihan konten.
"Akhirnya kami terhubung dengan Tenor, dihubungkan dengan WhatsApp. Tenor sudah mengupayakan apa yang kita minta," kata Dirjen Aplikasi Informatika, Kominfo Semuel Abrijani di Jakarta, Rabu (8/11/2017).
[okz]