Misteri Tiang Listrik dan Sedan Hitam di Kecelakaan Setnov

Misteri Tiang Listrik dan Sedan Hitam di Kecelakaan Setnov

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - "Jegeeeerrrr..." suara benturan keras terdengar hingga jarak 40-50 meter, mengagetkan salah seorang satpam komplek perumahan di Jalan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (16/11) pukul 18.35 WIB.

Sebut saja satpam ini sebagai Saksi 1, dia enggan sebutkan namanya lantaran tidak ingin dikejar akibat kecelakaan Setya Novanto, sang papa yang powerful. Saksi 1 mendengar suara kencang itu dan langsung mendatangi sumber suara.

Kemudian didapatilah sebuah mobil menabrak tiang listrik dan sudah ramai dikerumuni warga. Karena ramai, Saksi 1 enggan mendekati lokasi tabrakan itu dan memilih untuk berdiri dan memperhatikan dari jauh.

"Iya ada suara jegerrr. Kencang banget saya pikir ban meleduk. Ramai-ramai malam, ternyata katanya Setnov nabrak tiang dekat pos saya jaga," ujar dia saat ditemui di lokasi, Kamis (16/11).

Ia telah menjadi satpam di komplek itu selama kurang lebih tujuh tahun, dan tidak pernah mendapati kecelakaan seperti itu sama sekali. Apalagi, jalan itu sebenarnya adalah jalan yang ditutup dan hampir jarang sekali dilalui kendaraan.

"Jarang, hampir nggak pernah. Saya tujuh tahun kerja di sini. Tapi nggak tahu juga, siapa tahu sebelum saya kerja ada. Tapi jalan sepi ini, jadi jarang banget deh," tutur dia.

Lalu, bagaimana mungkin kecelakaan ini bisa terjadi di jalan yang ditutup?

Republika mendatangi lokasi tempat kecelakaan Setya Novanto, beberapa jam setelah kejadian itu berlalu, tepatnya pukul 21.30 WIB. Berdasarkan pantauan Republika, jalan lokasi kecelakaan tunggal mobil Setnov, sudah mulai ramai didatangi wartawan dan warga setempat yang penasaran.

Selain itu, kepolisian juga sudah mulai berdatangan dan hadir juga Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Kingkin Winisuda, disusul Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto. Kepolisian masih sibuk memasang garis kuning, serta mengabadikan gambar lokasi kecelakaan tunggal itu. Namun, kejanggalan terlihat pada tiang listrik, yang juga banyak dijadikan meme pasca kecelakaan tunggal mobil Setnov itu.

Pantauan Republika, tiang listrik yang ditabrak mobil Setnov masih berdiri tegak lurus. Tiang listrik tidak ada tanda-tanda bengkok, namun bagian semen di sekitar tiang terlihat retak dan ada serpihan-serpihan bagian mobil yang bertebaran.

Selain itu, satu pohon yang sempat terserempet, kulit batangnya juga mengelupas dan daunnya berguguran. Lokasi kecelakaan pun tepat berada di dekat rumah dari Surya Paloh.

Mari cermati tentang kondisi tiang listrik yang ditabrak mobil sebesar Fortuner dengan nomor polisi B 1732 ZLO, dengan kecepatan diperkirakan 40-60 kilometer per jam di jalan sepi, namun tidak ada tanda-tanda tiang itu rusak?

Beberapa kecelakaan tunggal mobil yang menabrak tiang listrik, memang kerap membuat tiang mengalami perubahan bentuk. Atau, kebanyakan mobil yang menabrak tiang listrik biasanya penyok parah, bahkan yang banyak yang hingga terbalik.

Tetapi untuk kecelakaan tunggal mobil Setnov ini, kaca yang pecah hanya kaca sebelah kiri bagian belakang mobil, sementara kaca lainnya aman saja. Bahkan, kaca depan pun juga tidak pecah parah.

Kemudian, dalam beberapa kasus tabrakan serupa, biasanya sang sopir yang mengalami luka parah, bahkan tewas, ketimbang penumpang yang ada di belakangnya. Bisa diterima jika balon pengaman sopir terbuka dan menyelamatkannya, namun untuk kasus Setnov, justru sopir baik-baik saja dan balon pengaman tidak terbuka.

Menurut satpam komplek lainnya, yang juga enggan disebutkan namanya, kita sebut saja Saksi 2, mengatakan mobil Setnov memang melaju kencang. Lalu tiba-tiba saja oleng ke kanan, menyerempet pohon dan menabrak tiang listrik.

"Tadi hujan gerimis, jalan ini (Jalan Permata Hijau) sebenarnya ditutup, jadi tidak terlalu ramai orang datang. Mobil itu melaju kencang dan tiba-tiba oleng ke kanan tanpa alasan yang jelas," kata dia saat ditemui di lokasi.

Setelah mobil menabrak, Saksi 2 menjelaskan lebih lanjut, keluar salah seorang dari dalam mobil sambil membopong seorang laki-laki berbaju putih. Itu diperkirakannya adalah ajudan Setnov yang membopong Setnov. Dan kondisi Setnov tidak sadarkan diri dan tidak ada darah sama sekali.

"Tidak berdarah, hanya pingsan. Lalu ada sedan hitam yang bawa (Setnov dan ajudannya). Tidak tahu dibawa ke mana," jelas dia. Saat ditegaskan, apa benar dia mengetahui pasti wajah Setnov, dia mengatakan tahu persis karena sering melihat di televisi, dan berdiri sangat dekat, hanya selangkah dari ajudan yang membopong Setnov.

"Iya itu Setnov, sering lihat di TV. Pas ajudannya membopong Setnov, di perempatan jalan (antara Jalan Permata Hijau dan Jalan Permata Berlian) sudah datang sedan hitam yang membawa Setnov," jelas saksi yang juga merupakan satpam komplek itu.

Sedan hitam ini juga menjadi misteri tersendiri dalam kecelakaan tunggal yang terjadi di Jalan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saksi 2 menyebutkan mobil ini tiba-tiba saja datang mengangkut Setnov, namun, salah seorang perwira polisi yang juga enggan disebutkan namanya, sebut saja Saksi 3, mendapat keterangan dari saksi lainnya seorang tukang ojek.

Saksi 3 ini justru mengatakan, mobil Setnov sesaat sebelum kecelakaan, terlihat sedang dikejar dengan sebuah mobil sedan. Karena panik dikejar, mobil Setnov akhirnya oleng dan menabrak tiang listrik.

"Mobil itu (mobil Setnov) sebenarnya lagi dikejar mobil sedan hitam kata tukang ojek situ. Di dalam sedan hitam, ada tiga orang, tidak tahu siapa," kata dia kepada Republika.

Ia enggan berspekulasi lebih jauh tentang siapa sebenarnya tiga orang yang ada dalam mobil sedan hitam itu, namun ia memastikan mobil sedan hitam itu bukan taksi online. Dan setelah mengejar, begitu melihat mobil Setnov menabrak tiang listrik, ia berhenti dan mengangkut Setnov.

Menurut Saksi 3, mobil diperkirakan melaju dengan kecepatan 40-50 kilometer per jam, itu termasuk kencang karena dilajukan di jalan wilayah perumahan. Namun, untuk kepemilikan mobil serta nomor polisinya Saksi 3 pada malam itu mengatakan, masih dicek oleh pihak kepolisian, karena mobil sudah diderek sejak pukul 20.00 WIB sementara ia tiba pukul 20.05 WIB.

"Tidak sempat lihat (mobilnya). Begitu saya datang, saya lihat mobilnya sudah jalan diderek. Hanya monitor dari radio, korban dibawa ke RS dan dirawat di RS Medika Permata Hijau situ," papar dia.

Kecelakaan tunggal mobil Setya Novanto ini memang lantas menimbulkan sejuta tanya pasca penetapan tersangka kembali dirinya dalam kasus korupsi KTP-el. Ketika dipanggil KPK beberapa kali, ia selalu mangkir.

Setelah sebelumnya kita ketahui bersama dia dirawat karena sakit jantungnya, kemudian ia sudah kembali sehat dan beraktivitas kembali sebagai Ketua DPR RI. Dan saat itu, ia lolos dari kejaran KPK, gagal diperiksa kembali.

Nah, sekarang, pascadiberitahukan akan dijemput paksa oleh KPK, bahkan sudah didatangi ke rumahnya pada Rabu (15/11) malam, ia tidak ada dirumahnya dan tiba-tiba saja menghilang. Nihil, KPK kembali gagal menggiring papa.

Namun, pada Rabu (16/11) pagi, Setnov masih datang ke gedung DPR RI dan memberikan sambutan pada Rapat Paripurna. Bahkan usai kejadian Rabu malam, Kamis entah pagi atau siang harinya, Setnov sempat datang ke gedung DPR. Ini karena berdasarkan keterangan Hilman, ia menjemput Setnov di DPR.

Kemudian, Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra mengungkapkan pada Jumat (17/11) pagi, sudah memeriksa empat saksi dalam kecelakaan tunggal mobil Setnov, termasuk sopir Setnov, yakni wartawan Metro TV, Hilman Mattuch. "Menyampaikan info bahwa ada empat saksi yang sudah diambil keterangannya. Termasuk driver (diperiksa)," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/11).

Sementara Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengungkapkan, mobil yang dinaiki oleh Setya Novanto (Setnov) dan mengalami kecelakaan di Jalan Permata Hijau, Jakarta Barat, bukanlah atas nama Setnov, Hilman, ataupun ajudannya. "Berdasarkan surat tanda nomor kendaraan (STNK), pemilik mobil itu bukan dari ketiga orang yang ada di dalam mobil," ujar Budiyanto di Gedung Ditlantas Polda Metro Jaya, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (17/11).

Mobil Fortuner hitam yang sudah ringsek itu, sudah diamankan di kantor Ditlantas Polda Metro Jaya. Mobil ditutupi dengan terpal berwarna silver dan diberi garis polisi.

Kemudian, plat nomor di mobil tersebut sudah tidak ada lagi baik di bagian depan maupun di bagian belakangnya. "Terlepas (Plat nomor). Kita nggak tahu persis, nanti kita cek," tutur Budiyanto.

Padahal dalam video yang beredar luas di media sosial, plat mobil sesaat setelah kecelakaan masih terpasang baik di bagian depan maupun belakang. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memastikan mobil itu sudah dibeli oleh sopir yang juga wartawan Metro TV itu, sejak setahun lalu di wilayah Cinere, Depok, Jawa Barat. "STNK masih (atas nama) Aminuddin. Lho sekarang belum balik nama boleh nggak? Sementara kan boleh," papar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (17/11).

Ketika ditanyakan berapa taksiran harga mobil yang dibeli Hilman ini, Argo enggan memberi tahu lantaran itu merupakan ranah pribadi. Namun, Argo memastikan mobil itu milik Hilman dan belum di balik nama.

Beberapa saat setelah kecelakaan tunggal mobil Setnov, kepolisian mulai berdatangan ke tempat kejadian perkara (TKP). Kepolisian juga langsung melakukan olah TKP hingga pukul 23.30 WIB.

Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan, pihak kepolisian belum bisa menyebutkan apakah ada indikasi rekayasa kecelakaan atau tidaknya. "Sementara kita olah TKP, mengecek apakah ada remnya, bagaimana jalannya, nanti dikaitkan sama saksi-saksi di lapangan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (17/11).

Olah TKP sudah dilakukan pada malam hari Kamis (16/11), didatangi oleh Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Metro Jaya AKBP Kingkin Winisuda, dan pagi hari Jumat (17/11), didatangi oleh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra. Menurut Argo, kecelakaan Setnov berawal dari mobil yang ditumpangi Setnov, dikendarai oleh Hilman Mattuch yang juga merupakan wartawan Metro TV. Dari keterangan Hilman pun tidak ditemukan kejanggalan, dan Hilman berbicara lancar.

"Di dalam perjalanan, mobil itu dikendarai oleh saudara Hilman dan ada Pak Setnov naik di bangku tengah, (duduknya) dibelakang sopir. Lalu terjadi kecelakaan. Dan di belakang mobil Setnov ada mobil lain yang membantu mengantar ke RS," jelas Argo.

Empat saksi termasuk sopir, telah dimintai keterangan terkait kecelakaan tunggal mobil Setnov ini. Namun, kepolisian belum berhasil menemukan orang yang diduga berada dalam mobil sedan yang menolong Setnov. Mobil masih dalam pencarian.

Ajudan Setnov yang tidak diingat namanya oleh Argo ini, juga sudah diperiksa. Ia merupakan salah satu anggota kepolisian Polda Metro Jaya. Menurut dia, sesuai aturan, pejabat negara bisa menggunakan ajudan.

"Itu semua (ajudan Setnov) sedang kita mintai keterangan di Mabes Polri. Saya nggak hafal namanya. Tapi sudah dimintai keterangan. Anggota salah apa? Dia kan cuma ajudan saja, jangan suudzon berarti salah. Kita semua bukti di lapangan dan saksi," jelas Argo.

Saat ini, Hilman yang mengendarai mobil dalam kecelakaan tunggal di Jalan Permata Hijau, Jakarta Barat itu, telah ditetapkan sebagai tersangka. "Makanya kita kenakan Undang-Undang lalu lintas ya spesialis ini di pasal 283, kemudian juncto pasal 310 ancaman tiga bulan. Namanya sampean ditilang, tersangka bukan?" jelas Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (17/11).

Hilman dinilai lalai dalam mengendarai mobil dan menyebabkan kecelakaan. Kepolisian tidak menyelidiki berdasarkan live by phone, melainkan dari sisi kecelakaannya.

Oleh: Rahma Sulistya, wartawan Republika

[rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita