www.gelora.co - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menilai, tidak ada masalah dalam pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menyebut Panglima TNI berpolitik. Sebab, politik yang dimaksud merupakan politik kepentingan negara dan bukan politik praktis.
"Menurut saya enggak apa-apa. Karena dia kan bicara untuk kepentingan negara, bukan sebaliknya," kata Yusril di Gedung MK, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (4/10/2017).
Yusril menjelaskan, politik Panglima TNI menyangkut kebijakan-kebijakan negara bukan dalam konteks kontestasi pertarungan kekuasaan di dalam negeri.
"Beda dengan politikus di DPR. Karena kepentingan politik, dia bisa bicara begitu. Tapi kalau seorang Panglima TNI kan dia bicara politiknya itu politik tentara dan politik tentara itu konstitusi," jelas Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu.
Ia menambahkan, bahwa Panglima TNI tidak memperjuangkan kepentingan satu kelompok atau pun golongan melainkan seluruh NKRI dan pernyataan seperti itu juga pernah disampaikan Panglima Jenderal Sudirman.
"Jadi, sebenarnya yang dimaksud Jenderal Sudirman dengan politik negara itu sebetulnya, dia berbicara dalam konteks sebagai seorang negarawan. Bukan berbicara sebagai praktisi politik," tutup Yusril.
Seperti diketahui, Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui bahwa sebagai panglima TNI, dirinya juga berpolitik. Namun, politik yang dia jalankan merupakan politik negara, bukan politik praktis. Artinya, tindakan yang dia lakukan selama ini merupakan pelaksanaan tugas yang sesuai dengan konstitusi.
"TNI dalam posisi netral dalam politik praktis praktis. Ini yang penting, Panglima TNI pasti berpolitik. Politiknya politik negara bukan politik praktis," kata Gatot usai memimpin upacara dan tabur bunga di atas KRI dr Soeharso-990 saat mengarungi perairan Selat Sunda, Banten, kemarin. [okz]