www.gelora.co - Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diserang sekelompok orang yang mengatasnamakan pendukung calon Bupati Tolikara John Tabo dan Barnabas Weya pada Rabu siang lalu (11/10). Mereka nekat menyusup ke dalam Gedung Kementerian, mengamuk dan merusak sejumlah kendaraan termasuk melempari kaca serta merusak pot tanaman yang ada di area halaman.
“Mengenai kerusuhan ada empat mobil, kemudian satu bus rusak, kacanya berantakan. Beberapa kaca jendela juga pecah. Kemudian pot bunga pecah semua. Dan ada satu kamera media dirusak,” ucap Dirjen Otda Sumarsono di kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu, seperti dilansir dari media nasional.
Kerusuhan tersebut juga menjadi perbincangan menarik dikalangan netizen, pasalnya aksi yang hanya berjumlah puluhan orang tersebut, mampu memporak-porandakan pengamanan dalam Kemendagri. Bahkan diidentifikasi ada korban 10 orang yang saat ini menjalani perawatan. Namun, pemberitaan tindakan anarkis tersebut tidak ada media satupun yang menyebutnya sebagai tindakan “Radikal”.
Salah satunya yang menyebut hal tersebut adalah netizen dengan akun @UUSrsd.
“Tak ada satupun yg pakai gamis, berkopiah putih dlm penyerangan kemendagri, jadi bukan radikal,” ujarnya pada Kamis (12/10).
Hal sama juga diungkapkan oleh akun @MynameAris yang mengatakan bahwa yang menyerang kantor Kemendagri bukan Umat Islam sehingga tidak ada julukan “Radikal Intoleran”.
“@grace_nat Alhamdulillah! Yang Serang Kantor Kemendagri Bukan Umat Islam tapi kaum kafir, Tak Ada Cap Radikal Intoleran.,” ujarnya menyindir pihak berwenang.
Bahkan ada yang menyindir dengan kasus pembakar Masjid di Tolikara yang diundang Presiden ke Istana.
“Kalo dulu yang bakar masjid di Tolikara diundang ke istana…kira2 yang menyerang kantor Kemendagri diundang juga… ?” tulis akun Diyan Aqorib.
Selain itu, akun @walisongo063 juga menyindir keberadaan pihak polisi.
“Ada yg demo rusuh di @Kemendagri_RI tapi tak satupun polisi yg bertindak tegas terhadap pendemo.Coba kalau yg demo umat islam udah di gebug,” ujarnya. [kbn]