Tokoh JIL Sewot Anies-Sandi Pakai Istilah Pribumi, Jawaban Netizen Ini Bikin Mangap

Tokoh JIL Sewot Anies-Sandi Pakai Istilah Pribumi, Jawaban Netizen Ini Bikin Mangap

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Banyak pihak yang sewot ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunakan istilah pribumi pada pidato pertama di hadapan warga Jakarta di Balai Kota, Senin (16/10/2017). Di antaranya, tokoh JIL Guntur Romli.

“WNI tidak kenal istilah pribumi dan non pribumi, walapun anda keturunan Arab bermarga Baswedan dan beristri keturunan Arab adalah WNI,” cuitnya melalui akun Twitter @GunRomli, Senin (16/10/2017) malam.



Di jagat Twitter, bukan hanya Guntur Romli yang mempersoalkan penggunaan istilah pribumi. Namun, banyak juga yang setuju dengan istilah itu karena Anies Baswedan bicara soal kolonialisme.

Salah satu jawaban yang “nampar banget” dilontarkan oleh seorang netizen bernama Kak Dul. Pemilik akun Twitter @dulatips itu menghargai pengguna Twitter yang memprotes penggunaan istilah pribumi. Namun, mengapa mereka tidak pernah mempersoalkan ketika Megawati dan Jokowi menggunakan istilah yang sama.

“Gua hargai orang yang memprotes penggunaan kata pribumi. Tapi kenapa pura-pura goblok saat yang bilang pribumi itu Mpok Mega atau Lik Joko?,” cuitnya, Selasa (17/10/2017).

Untuk diketahui, Megawati dan Jokowi juga menggunakan istilah pribumi. Jejak digitalnya masih bisa ditelusuri di internet.

"Contohnya, sejarah kolonial Belanda yang semakin menancapkan kekuasaannya di Hindia Belanda dengan politik etis, yang juga dijalankan melalui bidang pendidikan. Politik etis atau politik balas budi dimulai pada tahun 1901, yang seolah membuka akses pendidikan bagi rakyat pribumi," kata Megawati dalam orasi ilmiah saat menerima Doktor Honoris Causa di bidang politik pendidikan, di Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (27/9/2017) lalu, seperti dikutip Tribunnews.

Video:


Presiden Jokowi juga pernah menggunakan istilah pribumi. Hal itu diberitakan oleh Radarbanten, Jumat (6/10/2017) lalu. Setelah muncul polemik kata “pribumi” kini berita itu diubah menjadi “warga lokal.” Namun jejak digitalnya masih bisa dilihat di Google dan Twitter. 


[tby]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita