www.gelora.co - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta polemik impor senjata api oleh Polri dihentikan. Saat ini pemerintah sudah membentuk tim internal yang dikoordinasikan oleh Menkopolhukam untuk membuat aturan teknis mengenai regulasi pembelian senjata api.
"Oleh karena itu saya berpikir bahwa polemik mengenai senjata api, termasuk di Brimob tidak menjadi polemik yang berkelanjutan. Biarkan tim internal pemerintah melakukan koordinasi dan sinkronisasi. Nanti tentunya dari Kemenkpolhukam akan menyampaikan ke publik," ujar Tit di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Tito juga menegaskan, tidak benar penilaian publik bahwa gara-gara pembelian senjata api hubungan Polri-TNI mengalami konflik.
"Bapak Panglima TNI sepakat dengan kami saat apel lalu. Sdah menyampaikan tegas bahwa hubungan Polri-TNI di semua lini harus solid. Saya sudah perintahkan jajaran Polri jangan terpengaruh dengan isu-isu ini," tandasnya.
Sebelumnya, sebanyak 5.932 amunisi dan jenis senjata lain yang dibeli Polri dari luar negeri, ternyata memiliki kecanggihan yang luar biasa. Ribuan amunisi dan senjata tersebut kini disimpan di gudang milik TNI.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan, amunisi tajam yang dibeli Polri mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter.
Amunisi tersebut juga memiliki keistimewaan lain. Menurut Wuryanto, saat ditembakkan, amunisi tersebut akan dua kali meledak.
Ledakan kedua akan melontarkan pecahan tubuh granat berupa logam kecil yang melukai dan mematikan sasaran tembak.
Selain itu, jenis granat yang dibeli Polri juga bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras.
"Ini luar biasa. TNI tidak punya senjata dengan kemampuan jenis itu," ujar Wuryanto dalam jumpa pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017). [tsc]