www.gelora.co - Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto disarankan sebaiknya tidak mencalonkan kembali pada Pilpres 2019. Mantan Danjen Kopassus itu lebih tepat jadi king maker.
Demikian analisis pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio saat dihubungi redaksi, Selasa (10/10).
Kesuksesan Prabowo jadi king maker sudah terbukti, seperti pada Pilkada DKI Jakarta periode 2012-2017 dan periode 2017-2022.
"Prabowo sebaiknya tidak maju lagi. Dari sisi sejarah politik, Prabowo lebih berhasil menjadi king maker. Jokowi dan Anies (Pilkada DKI) yang didukungnya berhasil menjadi gubernur," ujar Hendri.
Prabowo sebaiknya menjadi inisiator tokoh politik nasional dengan mengajak para tokoh lain untuk memunculkan figur capres dan cawapres yang tepat sebagai penantang petahana Joko Widodo.
Jelas dia, tidak susah bagi Prabowo mencari dan memunculkan sosok baru karena Indonesia tidak kekurangan calon pemimpin.
"Menurut saya itu lebih pas. Ketimbang maju lagi, itu sama saja Probowo mengizinkan Jokowi dua periode," tukas Hendri.
Dalam waktu yang berdekatan tiga lembaga survei yaitu SMRC, Median dan KedaiKOPI merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden menjelang Pilpres 2019.
Dalam rilis lembaga survei itu, elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto jauh di bawah petahana Joko Widodo.
Hasil survei SMRC: Jokowi 38,9 persen dan Prabowo 12,0 persen. Median: Jokowi 36,2 persen dan Prabowo 23,2 persen. KedaiKopi: Jokowi 44,9 persen dan selain Jokowi 48.9 persen.
Sebelumnya, CSIS juga merilis, elektabilitas Jokowi sebesar 50,9 persen sementara elektabiliatas Prabowo hanya 25,8 persen. [rmol]