Polisi Sebut Pelontar Granat SAGL Bukan Senjata Pembunuh, Tapi Inilah Faktanya

Polisi Sebut Pelontar Granat SAGL Bukan Senjata Pembunuh, Tapi Inilah Faktanya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Polisi menegaskan bahwa senjata yang diimpor Polri dan saat ini berada di cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) bukanlah senjata untuk membunuh.

"Senjata ini bukan untuk membunuh, tapi untuk melumpuhkan," kata Komandan Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail dalam konfrensi pers yang diadakan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9).

Ditegaskan oleh Murad bahwa senjata itu hanya senjata kejut dengan daya jangkau rendah.

"Ini bukan senjata antiteror dan sebagainya. Saya kemukakan di sini sebenarnya senjata ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut. Kalau kita bicara modelnya aja seram, sebenarnya ini laras sedikit, jadi paling banyak 100 meter. Larinya cuma 100 meter," ungkap Murad.

Benarkah demikian?

SERUJI mencoba menelusuri spesifikasi dari jenis senjata yang diimpor Polisi tersebut yang dari dokumen dan keterangan yang terkonfirmasi menyebutkan senjata tersebut terdiri dari Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL/pelontar granat) kaliber 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk, dan amunisi 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi lontaran granat berdaya ledak tinggi sebanyak 5.932 butir.

Dari penelusuran SERUJI ditemukan lewat laman sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan senjata militer, yang beralamat di http://www.forthungary.com, diketahui bahwa 40 x 46 mm round RLV-HEFJ adalah jenis senjata standar militer yang berkekuatan ledak tinggi dan dapat menjangkau hingga 400 meter.


Amunisi 40 x 46 mm round RLV-HEFJ ini dari keterangan yang didapat termasuk kategori amunisi yang mematikan dan dapat dilontarkan menggunakan pelontar granat Arsenal Stand Alone Grenade Launcher kaliber 40 x 46 mm.

Jadi dari data yang didapat SERUJI, cukup jelas bahwa Amunisi 40 x 46 mm round RLV-HEFJ adalah untuk penghancur dengan daya ledak tinggi.

Memang SAGL tidak berbahaya, karena hanya sebuah alat pelontar yang bisa diisi berbagai jenis amunisi, mulai yang tidak berbahaya seperti gas air mata atau peluru asap, hingga RLV-HEFJ berdaya ledak tinggi dan mematikan yang juga diimpor bersamaan dengan SAGL oleh Polri.


[sjc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita