www.gelora.co - Pidato setebal lima halaman yang disampaikan Gubernur terpilih Anies Baswedan usai dilantik, rupanya membuat orang-orang sedikit kaget, walaupun banyak yang bangga namun tidak sedikit yang memprotes, ketika dalam satu paragraf Anies menyinggung kata “Pribumi”.
Bahkan kata Pribumi yang dibacakan Anies terkait dengan kisah jaman penjajahan lalu disambungkan dengan pepatah dari Madura, “Itik Sa Atellor, ajam se ngeremme (Itik yang bertelur tapi ayam yang mengerami)” dianggap oleh beberapa netizen sebagai bentuk cara perpecahan bangsa Indonesia, akibat kata Pribumi.
Dalam Pasal 26 Ayat 1 UUD 1945, untuk memisahkan keberadaan Pribumi dan Non Pribumi juga jelas ditulis, walaupun menggunakan kalimat yang berbeda. “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.”
Menurut Djoko Edhie Abdurahman, mantan anggota DPR RI, yang juga banyak mengeluarkan tulisan-tulisan, jika penggunaan kata Pribumi hanyalah tidak diperbolehkan pada kenegaraan secara resmi, diluar itu bisa dipakai.
“Setahu saya demikian, hanya pada tulisan-tulisan untuk kenegaraan resmi tidak boleh digunakan, selain itu boleh,” ujarnya kepada redaksi pembawaberita.com beberapa waktu lalu, ketika menanyakan persoalan yang terkait dengan keberadaan Partai Priboemi.
Namun Djoko Edhie sendiri lebih banyak menggunakan kata Bumiputera, daripada kata Pribumi, namun sebenarnya kata Bumiputera artinya sama namun dipakai oleh Negara Malaysia untuk mengganti kata pribumi.
Dalam Instruksi Presiden RI BJ Habibie nomor 26 tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi, hanyalah diperuntukkan bagi Menteri, Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Lembaga Negara dan Para Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikota Pimpinan Daerah Kepala Tingkat II agar menghentikan menggunakan istilah Pribumi dan Non Pribumi dalam semua perumusan dan peyelenggaraan kebijakan, perencanaan program ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintah.
Hal inilah yang dimaksud dengan Djoko Edhie jika penggunaan kata Pribumi dalam pidato politik Anies Baswedan usai dilantik menjadi Gubernur, tidak harus menjadi polemik, bahkan harus dipersoalkan karena tidak menyangkut sama sekali dengan penyelenggaran kebijakan ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintah.
Dalam pidato Anies, kalimat yang menggunakan kata Pribumi rupanya menjadi trending topik Indonesia, bahkan tidak sedikit netizen yang mendukung dan mengingatkan jika penggunaan kata pribumi sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan karena banyak juga warga keturunan dari negara lainnya merasa tidak terganggu, seperti warga keturunan timur Tengah, namun tidak bagi keturunan Tionghoa alias China. Berikut isi dan tanggapan netizen dengan istilah Pribumi dan Non Pribumi.
“Tdk perlu heboh dgn kata “pribumi”. Warga keturunan Arab aja santai2 kok. Memang kalo pandai membaur ya enak.” tulis akun @malakmalakmal milik Akmal Sjafril
[POLL] Sejak dulu keturunan Arab di Indonesia ikut serta dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Apakah keturunan Arab termasuk pribumi? #Japat ” @CondetWarrior
“Kata ‘pribumi‘ dipidato ini diplintir media2 sakit hati utk memanaskan suasana pasca pelantikan gub/wagub baru..edan” @dr_gundi dari milik Dr. Gunawan
“Kata PRIBUMI tdk Pantas diucapkan” Pribumi tdk ada di NKRI ini, siapapun berKTP WNI tetap semua Rakyat INDONESIA.” @JKFC23456789 akun yang mengatasnamakan JOKOWI@FANSCLUB indo
“Gw rasa musti kepala dingin menghadapi era pelintiran media-media mainstream. Serem. :-((” @Reiza_Patters milik Reiza Patters.
“Anies berani mengangkat sesuatu yang dianggap tabu. Padahal diam-diam rasisme dan diskriminasi terhadap pribumi dilakukan masif oleh nonpri.” dari akun @Zumpio yang menamakan dirinya Kang Bari.
“Pribumi yg dikatakan Mas Anies terkait kolonialisme. Jika mau mengait2-kan ke hal lain ya salah sendiri rek.!! #BerpikirCerdasDanWaras ” posting akun atas nama @CakBram75 dari pemilik akun bernama Cak Bram
“Halah. Kalau sudah pakai tafsir ya tinggal persoalan prasangka. Yg saya komentari textnya. Yg diplintir seolah Anies bilang Pribumi harus..” tulis akun @awemany [pbw]