Pelarangan Panglima TNI, Ada yang Mau `Obok-Obok` Indonesia

Pelarangan Panglima TNI, Ada yang Mau `Obok-Obok` Indonesia

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Spanduk anti AS bermunculan di Jakarta (23/10)

www.gelora.co - Sejumlah kalangan di Tanah Air meminta otoritas Amerika Serikat segera memberi penjelasan lengkap mengenai alasan penolakan masuk AS terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Soalnya, pelarangan itu berasal dari US Customs and Border Protection yang bertugas menjaga masuknya orang-orang berbahaya ke tanah AS.

“Apakah Jenderal Gatot termasuk orang berbahaya? Saya kira beliau bukan orang berbahaya. Kalau beliau berbahaya tak mungkin jadi pejabat negara, menjadi petinggi TNI,” kata aktivis sosial dan politik Ferinand Hutahaean, Selasa (24/10/2017).

Ferdinand mencurigai ada skenario asing yang berusaha mengobok-obok Indonesia, apalagi segera memasuki tahun politik. “Ada upaya mengobok-obok Indonesia, dan mereka bekerjasama dengan oknum-oknum di Indonesia,” papar Ferdinand.

Itulah sebabnya Ferdinand mendesak pemerintah Indonesia untuk menelusuri masalah pelarangan ini dengan serius, tentu dengan fakta-fakta. “Saya juga bertanya siapa yang memasukkan nama Pak Gatot harus dilarang masuk Amerika. Jadi, saya mencurigai ada konspirasi besar untuk mengobok-obok kita. Dalam hal ini kita tunggu ketegasan Presiden Jokowi,” ujar aktivis Rumah Amanat Rakyat ini.

Berbahaya?

Sementara itu Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid meminta otoritas Amerika Serikat segera memberi penjelasan lengkap mengenai alasan penolakan masuk AS terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Apalagi jika larangan itu berasal dari US Customs and Border Protection yang bertugas menjaga masuknya orang-orang berbahaya ke tanah AS.

"Bukan kata-kata saya ya. Itu tertulisnya begitu. Setahu saya US Border ini tugasnya memproteksi dari orang-orang berbahaya ataupun barang-barang berbahaya," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/102017).

Karena itu penjelasan lengkap dari AS menurutnya bisa menghindari spekulasi-spekulasi dari masyarakat Indonesia. Sehingga bisa menghindari kegaduhan di Tanah Air.

"Apakah ada panglima kita dianggap dangerous people atau membahayakan atau apa, itu kan serius dan disebutkan bahwa yang melarang adalah US Border and Protection. Jadi saya rasa untuk netralisir di dalam negeri, kita perlu dapatkan (penjelasan AS). Dan itu saya rasa etika dalam hubungan kedua negara," ujar Meutya.  [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita