Nasionalis, Agamis dan dekat dengan Ulama, Jenderal Gatot Idaman Umat Islam

Nasionalis, Agamis dan dekat dengan Ulama, Jenderal Gatot Idaman Umat Islam

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Di kalangan ulama dan umat Islam nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo cukup baik. Selain berjiwa nasionalis, Gatot dinilai agamis dan dekat dengan kalangan ulama. Pembelaannya terhadap umat Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Diperkirakan, jika Gatot maju pada Pilpres 2019, akan mendapat dukungan dari umat Islam dan kelompok nasionalis.

Penilai tersebut disampaikan aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mukhlas Syarkun, Ketua Lembaga Dakwah Front (LDF) DPP FPI, Novel Bamukmin, Anggota Komisi Hukum dan Perundang Undangan (KUMDANG) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, dan Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo kepada Harian Terbit di jakarta, Kamis (26/10).

Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo menegaskan, sosok Jendral Gatot dicintai rakyat. Hal itu dilakukannya karena Gatot mengetahui dirinya memang dari rakyat untuk rakyat. Oleh karena itu polisi juga harusnya meniru yang dilakukan Gatot sesuai Tribrata dan Catur Prasetya.  

Oleh karena itu yang dilakukan Gatot bukan pencitraan untuk menarik simpati umat Islam.  "Itu sama sekali bukan pencitraan. Saya prajurit tahu mana yang pencitraan," ujar Anton kepada Harian Terbit. 

Anton menegaskan, bukan pencitraan yang dilakukan Gatot bisa dilihat dari bahasa tubuhnya. Gatot merupakan sosok jenderal apa adanya. Sehingga salah besar jika ada yang mengatakan aktivitas Gatot dekat dengan umat Islam dan Ulama sebagai pencitraan.

"Wah salah besar itu (yang menyatakan pencitraan). Itu bukan prediksi tapi prejudice. Tipe Pak Gatot bisa dilihat dari bahasa tubuh yang lebih asli dan tidak bisa ditipu," paparnya. 

Sementara itu, Ketua Front Mahasiswa FPI, Habib Ali Alatas juga berharap Panglima Gatot juga benar - benar dekat kepada ulama dan umat Islam berdasarkan hati nurani bukan karena ada maksud lain. Sehingga siapapun seorang muslim yang membela umat Islam ketika disudutkan dan dizalimi maka pantas untuk didukung menjadi pemimpin. Selama ini Panglima Gatot yang membela agama Islam dari penistaan dan penodaan.

"Saran saya Jenderal Gatot terus meningkatkan iman da makin takut terhadap Allah SWT bukan pada yang lain, Allah pasti memberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa," paparnya.

Terpisah, Ketua Lembaga Dakwah Front (LDF) DPP FPI, Novel Bamukmin mengatakan, hingga saat ini pihaknya melihat Jenderal Gatot  adalah orang yang baik, dekat dengan ulama dan umat Islam. Selain itu Gatot juga tegas dalam pembelaanya terhadap Islam. Tidak heran ketika ada pihak yang menyerang dan membully umat Islam maka Gatot orang pertama yang menghadangnya dengan pernyataan - pernyataan keras. "Semoga apa yang dilakukan Panglima bukan sandiwara," ujar Novel.

Menurutnya, saat ini umat Islam sangat butuh pejabat yang mengayominya. Oleh karena itu baik tidaknya Gatot dalam pembelaan terhadap umat Islam maka akan dilihat pada Pilpres  2019 mendatang. Novel juga tidak bisa menilai yang dilakukan Gatot adalah pencitraan atau bukan.

Novel menuturkan, Gatot melihat iklim politik di Indonesia saat ini sudah tidak sehat. Karena politik transaksional yang terjadi yaitu untuk kepentingan partai serta para cukong cukong. Oleh karena itu walaupun dilarang berpolitik karena harus netral tetapi Panglima melihat ini panggilan anak bangsa melihat negaranya akan hancur digerus oleh kepentingan asing dan aseng.

“Maka Panglima harus menyelamatkan bangsa ini. Bila perlu Panglima berpolitik praktis dengan mengambil paksa kepemimpinan negara ini dan insya Allah didukung umat," jelasnya. 

Diterima Ulama

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mukhlas Syarkun mengatakan, dikalangan ulama dan umat Islam nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo cukup baik. Selain itu terhadap umat Islam moderat atau kanan nama Garot juga baik. Hanya di kalangan Islam liberal saja ada sebagian yang tidak suka atas aktivitas Gatot terhadap umat Islam.  Karena orang liberal itu antitesa dengan kaum kanan.

Mukhlas menilai, Gatot juga cocok untuk menjadi pemimpin umat Islam.Karena Gatot dianggap jenderal yang apresiasi peran umat Islam dalam kemerdekaan. Sehingga hal tersebut  dipersepsikan akan dianggap melindungi umat Islam ditengah tengah tengah fenomena upaya penangkapan ulama dan aktivis Islam.

Untuk Semua Umat

Sementara itu pengamat politik dari Point' Indonesia (PI) Karel Susetyo mengatakan, Panglima harus sesuai  Sapta Marga sehingga harus tunduk pada konstitusi. Oleh karena itu Panglima harus fokus pada tugas pokoknya. Panglima tidak perlu dicitrakan atau mencitrakan diri dekat dengan umat Islam dan ulama. Sehingga Panglima harus dekat kepada semua umat beragama dan ulama semua agama.

"Tempatnya tentara di barak kalau masa damai. Sehingga Panglima jangan keluar barak. Karena kalau masa damai. Demokrasi itu ranahnya sipil bukan tentara," jelasnya.

Panglima, sambung Karel, harusnya lebih banyak mengunjungi barak untuk melihat kondisi prajuritnya ketimbang kampus dan masjid. Daripada merangkai kata berbusa busa maka lebih baik Panglima merasakan susahnya hidup prajurit.  

“Umat Islam harus melihat secara proporsional bahwa Panglima itu tugasnya menjaga negara bukan ceramah di masjid. Siapapun panglima-nya, selama dia taat konstitusi maka umat Islam harus mendukung penuh,” kata karel. [ito]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita