Menguat Capres Jokowi, Gatot dan Prabowo, Kemana Dukungan Umat Islam?

Menguat Capres Jokowi, Gatot dan Prabowo, Kemana Dukungan Umat Islam?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih dua tahun lagi. Namun saat ini sudah muncul tiga nama yang disebut-sebut bakal menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Mereka adalah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Lantas, siapa dari ketiga tokoh nasionakl ini yang bakal mendapat dukungan umat Islam?

Pengamat politik Network for South East Asian Studies (NSEAS) DR Muchtar Effendi Harahap menegaskan, upaya Jokowi mendekati umat Islam agar memperoleh suara pada Pilpres 2019 mendatang tidak akan efektif. Pasalnya, saat ini sudah terbentuk persepsi dan sikap politik umat Islam yang negatif terhadap Jokowi. Apalagi dengan sikap Jokowi yang seperti tidak melindungi umat Islam.

"Beliau (Jokowi) dinilai bersikap tidak pro umat Islam. Hal ini semakin dipercaya setelah Jokowi menerbitkan Perppu Ormas dan membubarkan tanpa melalui proses pengadilan," kata Muchtar di Jakarta, Selasa (24/10/2017). 

Muchtar menuturkan, dengan terbitnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 maka membuat hampir semua ormas Islam memprotes dan mengecam Jokowi. Ditambah lagi saat ini umat mengecam keras atas prakarsa Jokowi yang akan menggunakan dana Haji untuk pembangunan infrastruktur. 

“Oleh karenanya umat Islam tidak akan memberi dukungan pada mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Saya melihat sosok Prabowo dan Gatot Nurmantyo lebih diterima oleh umat Islam,” ujar Muchtar.

Alumni FISIPOL UGM ini menuturkan, bagi tokoh nasionalis militer dan juga sipil bukan berasal dari kelompok umat Islam politik maka sangat penting mendapatkan dukungan dari umat Islam pada Pilpres 2019. Oleh karena itu mereka termasuk Jokowi, jika mau lanjut menjadi Presiden maka harus mendekati umat Islam antara lain dengan menyambangi ulama, habib dan tokoh masyarakat. 

"Saat ini Jokowi juga telah membuat kebijakan politik membantu total sekitar Rp2,5 triliun untuk pemberdayaan ekonomi mikro warga NU. Terakhir, Jokowi juga buat acara zikir bersama," paparnya.

Lebih lanjut Muchtar mengatakan, dalam memahami perilaku pemilih di Indonesia, kelompok Islam politik ini kini mencapai sekitar 40 persen. Makna Islam politik adalah mereka setiap pemilihan, memberikan suara terhadap tokoh Islam dan juga parpol Islam atau berbasis Islam. Mereka takkan memilih tokoh nasionalis militer dan sipil sepanjang tidak berpasangan dengan tokoh Islam dan didukung parpol Islam. 

"Setiap calon dari kelompok non muslim politik, jika mau menang dalam pemilihan, harus mendekati para tokoh atau lembaga mediasi umat Islam ini," paparnya. 

Hal berbeda dikatakan pengamat politik Adhie M Massardie, menurutnya, dukungan umat Islam kepada Jokowi, Prabowo dan Gatot sangat tergantung dari siapa cawapres yang akan diajukan. Mereka harus memilih cawapres yang bersih, kerja keras, dan memahami masalah ekonomi.

“Saat ini dan pasca Pilpres 2019 masalah ekonomi negeri ini akan terus menjadi PR berat bagi siapapun yang jadi presiden. Oleh karena itu, sosok cawapres bersih, kerja keras dan paham ekonomi sangat dibutuhkan. Saya kira umat Islam akan mendukung capres yang memahami masalah-masalah ekonomi,” papar Adhie kepada Harian Terbit, Selasa (24/10/2017).

Sosok Gatot

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin ‎mengatakan, apabila Gatot maju, maka dia sudah mendapat dukungan kuat dari para prajurit TNI. Apalagi Gatot selama ini mampu membawa citra positif TNI.

"TNI terkenal loyal. Apabila ada orang yang memiliki latar belakang TNI menjadi Capres atau Cawapres, maka sudah pasti akan didukung," ujar Ujang di Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Menurutnya, meskipun TNI tidak punya hak pilih, namun dipastikan para prajurit tersebut akan merayu keluarganya untuk bisa memilih Gatot. Pasalnya prajurit sangat bangga apabila ada mantan dari TNI bisa menjadi pemimpin Indonesia.

"Walaupun prajurit tidak bisa memilih tapi kan dia punya keluarga," kata ‎pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) tersebut.

Nantinya, apabila Gatot berhadapan dengan Jokowi di Pilpres, maka prajurit TNI dapat dipastikan akan mendukung Gatot, dan kemungkinan mendukung Jokowi. Sebab prajurit TNI sampai kapanpun akan loyal dan patuh kepada atasannya. 

"‎Prajurit juga terkenal loyal dengan panglimanya‎, itu jadi modal Gatot," pungkasnya. [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita