Kisah Korban Selamat Gudang Kosambi Berlari Kencang Jauhi Panas

Kisah Korban Selamat Gudang Kosambi Berlari Kencang Jauhi Panas

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kebakaran pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Tangerang masih menyisakan kenangan buruk bagi korban. Peristiwa yang menewaskan puluhan korban tersebut terjadi Kamis (26/10) lalu.

Salah satu korban selamat, Widya (20) mengatakan baru seminggu bekerja di pabrik tersebut. Niatnya untuk mencari nafkah di pabrik itu, tak kesampaian. Justru malah musibah yang harus ia hadapi. Saat ini Widya masih dirawat di rumah sakit karena menderita luka bakar 17 persen. Di antaranya bagian wajah, tangan dan kaki.

Ketika kebakaran terjadi, api dan asap sudah menyebar di sekitar pabrik. Tanpa pikir panjang, ia mencoba menyelamatkan diri. "Asap sudah mengepul semua, saya lari sekencang-kencangnya keluar buat menyelamatkan diri," katanya kepada Republika.co.id, Tangerang, Jumat malam (27/10).

Ia memutuskan untuk 'nyemplung' ke dalam kolam yang berada di dalam pabrik. Aksi itu dilakukannya guna menghindari hawa panas dari kobaran api dan kepulan asap yang menimpanya. "Api tiba-tiba langsung muncul enggak tau darimana. Pokoknya langsung lari, lalu nyemplung ke dalam air," katanya.

Ia mengatakan air yang ada dalam pabrik tersebut setinggi lehernya. "Tingginya mungkin sekitar satu meter lebih," katanya.

Tak tahan dengan hawa panas yang semakin menusuk kulitnya, ia bersama empat orang lainnya memutuskan untuk keluar melompati dinding pabrik. "Hawa panas yang buat kulit kita jadi meleleh," katanya.

Di luar pabrik, polisi sudah menyiapkan tangga untuk penyelamatan korban yang memanjat dinding pabrik. Widya dan empat orang lainnya yang berlari bersama-sama berhasil selamat. Aksi nekat demi menyelamatkan diri dari api itu membuat mereka mengalami luka bakar yang cukup serius.

Saat ini Widya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Pekerja lainnya, Wiwi (39) yang saat ini telah dirujuk dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) BUN ke RSUD Tangerang, masih dalam penanganan dokter. Ia menderita luka bakar 24 persen di bagian wajah, tangan, kaki dan punggung.

Wiwi yang bekerja sebagai tukang packing kembang api, mengatakan api awalnya berasal dari percikan petugas yang sedang melakukan pengelasan di atas pabrik. Dari percikan api tersebut, lalu menyebar ke bahan mercon yang mudah sekali terbakar.

Ledakan dari bahan mercon pun tak terelakkan menyebar dan menyebabkan api semakin membesar. "Api merembes ke mercon, mercon yang warna abu itu kan mudah kebakar. Nah langsung meleduk, nyamber kemana-mana," katanya.

Tanpa pikir panjang, ia pun lari sekencang-kencangnya menjauhi titik ledakan. "Pas meleduk saya langsung lari, pokoknya saya berpikir gimana caranya buat selamat ke depan aja," katanya.

Hawa panas dan semburan mercon yang mudah terbakar membuat kulitnya melepuh. "Itu semburan mercon yang beterbangan itu kan terbakar, nempel di kulit kita," katanya.

Ia mengatakan ada sekitar 12 orang yang berlari bersamanya ketika kebakaran terjadi. "Alhamdulillah semuanya selamat," tambahnya.

Ia bersyukur, ketika peristiwa tersebut menimpanya, ia masih tetap sadar dan dapat menyelamatkan diri. Walaupun kini ia mengalami luka bakar yang cukup parah di wajahnya dan bagian tubuh lainnya.

Namun, Wiwi mengatakan masih ada pekerja lainnya yang masih terperangkap di dalam pabrik dan tidak bisa menyelamatkan diri. Wiwi menuturkan, karena panik, banyak pekerja berlarian dan ada beberapa yang terinjak oleh pekerja lain. [rci]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita