www.gelora.co - Anggota Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra mengatakan, kasus pengiriman senjata api beserta Munisi dari BNN Pusat ke BNN Bengkulu melaui travel atau kargo umum adalah sebuah kecerobohan.
"Karena pengiriman tersebut tanpa pengamanan yang cukup sehingga rawan terhadap sabotase di tengah jalan," kata Supiadin saat dihubungi, Kamis (5/10/2017).
Seharusnya, kata politikus NasDem ini, pengiriman senjata api untuk kepentingan institusi harus memenuhi persyaratan keamanan yang ketat.
"Pengiriman tersebut seharusnya menggunakan pengawalan petugas," tegasnya.
Diketahui, personel TNI Kasrem 041/Gamas bersama Danlanal Bengkulu mengamankan kargo berisi senjata di Bandara Fatmawati, Bengkulu yang dikirim melalui maskapai Garuda pada Rabu (4/10/2017) pagi.
Pengiriman 10 koli senjata itu terdeteksi X-ray di terminal kargo Bandara Fatmawati. Paket itu dikabarkan dikirim oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat.
Kabag Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko mengakui, senjata itu adalah milik BNN. Terjadi kesalahpahaman terkait pengiriman senjata yang dikirim dari BNN Pusat itu.
Sulistiandriatmoko mengatakan, senjata tersebut awalnya akan dibawa anggota BNN melalui Bandara Soekarno Hatta. Namun karena permasalahan bagasi, pengiriman senjata pun dialihkan menggunakan kargo.
"Disarankan pihak maskapai demikian (kargo). Senjata-senjata dikirimkan dari BNN pusat untuk digunakan di BNNP Bengkulu," kata Sulistiandriatmoko saat dikonfirmasi, Kamis (5/10/2017).
Pesawat kargo pembawa senjata berangkat dengan pesawat yang digunakan anggota BNN. Saat tiba di Bandara Fatmawati Bengkulu, diperiksa pihak kargo, pihak kargo pun melaporkan le Korem karena item tersebut merupakan senjata. Sehingga Korem melakukan pemeriksaan tersebut.
Lalu petugas BNN pusat yang ditugaskan mengantar senjata tersebut tiba di lokasi. Sayangnya, pemberitahuan dari pihak kargo Bandara Soekarno Hatta belum diteruskan ke Fatmawati. Sehingga, pengambilan senjata tersebut belum bisa dilakukan dan hingga kini masih ditahan pihak Korem. [tsc]