Kehadiran Ratusan Brimob pada Rapat DPP Golkar Dipertanyakan

Kehadiran Ratusan Brimob pada Rapat DPP Golkar Dipertanyakan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Ahmad Doli Kurnia mempertanyakan kehadiran pasukan Brimob di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu (11/10). Kehadiran pasukan Brimob itu mengingatkannya suasana pada masa awal reformasi.

"Menyaksikan suasana di Kantor DPP Partai Golkar sejak pagi tadi seakan mengingatkan kita suasana pada masa-masa awal reformasi. Di mana aparat kepolisian siap siaga menghadapi demonstrasi mahasiswa yang menuntut perubahan," ungkap Doli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/10).

Ketika itu, kata dia, Brimob lebih difungsikan sebagai kekuatan yang menjaga alat-alat vital negara dari kerusuhan. Artinya, saat itu negara ditafsirkan sedang mengalami situasi darurat. Sehingga, diperlukan kekuatan aparat keamanan maksimal untuk diturunkan.

"Tentu kita semua memiliki pertanyaan besar, di tengah situasi negara yang menurut saya aman-aman saja seperti saat ini, kenapa di sebuah kantor partai politik ada suasana yang mencekam seperti itu?" ujar dia.

Doli mengatakan, ratusan Brimob lengkap dengan senjata dan mobilnya berbaris seperti sedang mengamankan kantor Golkar itu. Ia pun mempertanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi hingga pasukan Brimob disiagakan di sana.

"Kalau cuma rapat pleno yang adalah aktivitas rutin organisasi, apa agendanya sehingga perlu dikerahkan aparat negara sebesar itu? Ada ancaman apa sehingga segenting itu?" tuturnya.

Ia menyebutkan, telah mendapat informasi yang mengatakan hari ini adaah hari pertama Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto aktif. Setya Novanto pun langsung memimpin rapat setelah tiba-tiba sembuh dari sembilan penyakit beratnya.

"Pascagugatannya di praperadilan diterima Hakim Cepi Iskandar. Kita bisa menduga mungkin karena hadirnya Setya Novanto itulah maka perlu disiapkan pengamanan yang luar biasa besar itu," jelas Doli.

Dengan asumsi itu, Doli pun kembali bertanya, apa hubungan antara Setya Novanto dengan pimpinan Kepolisian dan Brimob itu. Sampai-sampai mereka dengan mudahnya diperintahkan untuk mengamankan Setya Novanto dan Kantor Golkar. Menurutnya, aparat penegak hukum itu hanya bisa diperintahkan dan dipergunakan atas kepentingan negara.

"Apakah kekuatan Setya Novanto sudah berada di atas negara, sehingga bisa sesuka hati mempergunakan aparat negara untuk kepentingan pribadinya. Di mana Pak Jokowi dan Pak JK dalam konteks ini?" tanyanya lagi.

Selain itu, Doli melanjutkan, pasukan Brimob itu bertugas dengan menggunakan uang negara. Ia pun mempertanyakan, pantaskah uang negara yang diperoleh dari seluruh rakyat Indonesia itu apabila dipergunakan hanya untuk kepentingan seorang. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita