www.gelora.co - Mubahalah Habib Rizieq terbukti tidak main-main
Hal ini terlihat dari tewasnya satu lagi sosok penghina Habib Rizieq Shihab, ulama Front Pembela Islam yang kini memilih beraktivitas di Tanah Suci.
Sosok penghina Habib Rizieq itu adalah Ketua DPRD Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Musakkir Sarira, yang mengembuskan nafas terakhir secara mengenaskan setelah ditikam istrinya.
Musakkir ditemukan bersimbah darah di rumah jabatan pada Selasa malam, 17 Oktober 2017. Ia langsung dibawa ke rumah sakit. Sayang, nyawanya tak tertolong.
Berdasarkan hasil visum, Musakkir meninggal karena luka tusuk benda tajam yang mengenai hati sedalam 4,1 centimeter yang menyebabkan almarhum banyak kehilangan darah.
Meninggalnya Musakkir, kader PDI P ini kontan membuat PDI P berduka.
Kepada awak media, Sekretaris PDI P Sultra, Litanto mengungkapkan dukacitanya.
"Kami kehilangan salah satu kader terbaik kami yang selama ini turut membesarkan PDI P," tuturnya Kamis, 19 Oktober 2017.
Dikatakan Litanto, ia bersama dengan almarhum bergabung PDI P sejak 30 tahun lalu.
"Kami sama-sama berjuang. Hanya saja 2004 saya sudah menjadi anggota DPRD, kalau beliau baru periode ini duduk tapi langsung jadi ketua," ujarnya.
Jenazah Musakkir telah diterima oleh pihak keluarga pada pukul 06.30 pagi setelah diautopsi. Polisi telah menetapkan satu tersangka dengan inisial A yang merupakan istri almarhum.
Jika ditelusuri dari akun Facebook milik Musakkir, maka bisa ditemukan ada banyak sekali kebencian kepada Habib Rizieq dan tokoh Islam seperti Amien Rais.
Menanggapi kabar kematian penghina Habib Rizieq ini, netizen pun bercuit.
[Viralkan]Kader Banteng "Pembenci" HRS Tewas Ditusuk Istrinya.https://t.co/qoRI4NsOzz@arwidodo @BoengParno @CondetWarrior @MbahUyok pic.twitter.com/zBEwZWVVWt
- Ratu Sosmed (@Pemikir5) 20 Oktober 2017
Main-main (engga percaya) dengan sumpah mubahalah pic.twitter.com/OyOzQXOwNQ- Reza (@muharam_reza) 20 Oktober 2017
modar cebong...- Agunk Darmawan (@SultanAgunk) 20 Oktober 2017
Nambah hiji deui modar tah nu ngahina ulama #mubahalah efek- Atang (@AtangKede) 20 Oktober 2017
[pi]