www.gelora.co - Presiden Joko Widodo bisa dikatakan telah menyebarkan hoax dengan menuding lawan politik di Pemilu 2019 sebagai penyebar isu daya beli masyarakat anjlok.
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (05/10). "Daya beli masyarakat turun, itu berdasarkan fakta. Beberapa Menteri Jokowi juga mengatakan adanya penurunan daya beli masyarakat. Jika Jokowi menuding hal itu isu yang disebarkan lawan politik, itu sama saja sebarkan hoax," tegas Muslim Arbi.
Menurut Muslim, dengan menuding lawan politik sebagai penyebar isu turunnya daya beli masyarakat, Jokowi justru telah memunculkan kegaduhan baru. "Justru yang selalu bikin gaduh dari Jokowi dan Istana sendiri," papar Muslim.
Muslim menduga, Istana sudah kehabisan akal, sehingga menuduh lawan politik yang sebarkan daya beli masyarakat turun. "Setekah pernyataan Jokowi itu, para buzzer akan menyerang lawan-lawan politik penguasa seperti PKS dan Gerindra termasuk Prabowo. Padahal selama ini Prabowo hanya diam saja," jelas Muslim.
Selain itu, menurut Muslim, akan muncul persepsi negatif di masyarakat yang menilai Jokowi tidak mampu mengatasi masalah ekonomi. "Janji ekonomi meroket tidak terbukti. Paling mudah mencari kambing hitam dengan menyalahkan lawan politik," pungkas Muslim.
Presiden Jokowi menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja diciptakan oleh lawan politik untuk menghambat elektabilitasnya di Pilpres 2019.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2017 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta (03/10). [ito]