www.gelora.co - Linimasa media sosial twitter dan Facebook hari ini, Rabu, 4 Oktober 2017 dihebohan dengan pemberitaan dari portal media mainstream, merdekacom.
Berawal dari sebuah berita yang bertajuk "Negara mayoritas muslim terbukti lebih doyan korupsi ketimbang negara kafir", merdeka pun sukses menggegerkan para netizen.
Berikut berita yang dikeluarkan oleh Merdeka, 4 Oktober 2017.
Laporan dari lembaga Transparency International tahun ini memperlihatkan 57 negara mayoritas muslim lebih parah korupsinya ketimbang negara Barat atau kafir. Praktik korupsi di negara-negara muslim lebih bersifat endemik atau mewabah.
Negara mayoritas muslim tersebar di Asia, Afrika, hingga Timur Tengah. Meski umat Islam mempunyai ajaran luhur seperti salat, puasa, pergi haji, membaca Alquran dan menjalankan sunnah Nabi, namun justru komunitas muslim di dunia dikenal sebagai yang paling korup.
Praktik korupsi yang terjadi di negara-negara muslim meliputi penyuapan, pencucian uang, meraih keuntungan lewat nepotisme, mencuri uang rakyat, dan sebagainya. Praktik-praktik itu sangat sering terjadi dilakukan oleh pejabat negara, pengusaha, partai politik, imam atau ulama, hingga rakyat biasa.
Dikutip dari laman Huffington Post pekan lalu, dari 176 negara yang disurvei soal korupsi, sepuluh negara dengan praktik korupsi terburuk terjadi di negara mayoritas muslim seperti Irak, Somalia, Afganistan, Libya, Suriah, dan Yaman. Orang boleh saja mengatakan negara-negara itu parah korupsinya karena tengah mengalami konflik atau perang. Tentu saja kondisi perang memang bisa membuat orang mengalami kematian, kelaparan, sakit, dan depresi. Apa pun dilakukan untuk bertahan hidup, termasuk korupsi.
Namun pada kenyataannya korupsi juga terjadi di negara muslim yang tidak sedang mengalami konflik atau perang. Indonesia, Pakistan, Bangladesh, yang penduduk muslimnya secara total mencakup 30 persen dari umat Islam sedunia, termasuk parah korupsinya.
Indonesia berada di peringkat 90, Pakistan 116, dan Bangladesh 145. Mesir yang dikenal sebagai negara rujukan hukum Islam dengan Al-Azharnya masih lebih korup ketimbang Indonesia, yaitu di peringkat 108. Nigeria, negara muslim di Afrika berada di urutan 136 bersama Libanon dan Kyrgyzstan yang juga mayoritas muslim.
Iran yang menjadikan Islam sebagai bagian dari revolusi sosial dan ekonomi berada di peringkat
131, sementara rival utamanya, Israel ada di urutan 28.
Saat ini, selain Denmark dan Swedia, negara yang indeks korupsinya rendah alias bersih dari korupsi mayoritas berada di Negara Barat. Inggris, Belanda, France, masing-masing berada di urutan 10, 8, dan 23. Australia dan Selandia Baru, jauh dari Eropa, masuk di peringkat 20 besar negara yang minim korupsinya.
Sebagian warga muslim meyakini yang namanya korupsi adalah warisan dari penjajahan negara Barat terhadap mereka. Namun kini negara muslim harusnya bisa menjawab pertanyaan sederhana: mengapa negara kolonial macam Inggris, Belanda, Prancis sudah bisa mengikis korupsi sementara di negara muslim yang sudah merdeka dari penjajahan praktik rasuah masih merajalela?
Sejujurnya, warga muslim seharusnya mengakui, dalam perkara korupsi, ajaran Islam yang sebenarnya justru malah dipraktikkan di negara-negara Barat yang peringkat korupsinya lebih baik, seperti di Swedia dan Denmark.
Berita kontroversial ini pun sukses menuai kecaman publik.
Orang korupsi bukan soal agama apa yg mayoritas, tapi soal tingkat pendidikan dan kemajuan masyarakatnya; serta penegakan hukum di negara tersebut. Demikian kuliah singkat malam ini koplak. https://t.co/IqsC8aP0qV— Lalu Suryade (@suryadelalu) 4 Oktober 2017
yg begini selalu dikaitkan dgn Agama,ketika kezaliman menimpa ummat Islam tdk boleh dikaitkan dgn Agama....#Bangsat!!!— BEgundal DEmokraSi (@YWakhyudi) 4 Oktober 2017
kalau tdk ada pernyataan minta maaf dari admin @merdekadotcom saya berjanji akan somasi. karena anda melecehkan agama Islam yg sy anut.— Charlie Chaplin (@khairil_id) 4 Oktober 2017
Astaga, apa maksudnya admin merdekadotcom buat judul berita yang beginian. Ini secara tidak langsung menghina agama islam. @CCICPolri— Heriansyah (@heriansyah_92) 4 Oktober 2017
[pid]