Fadjreol Rachman bersama Hamdi Muluk (kanan) |
www.gelora.co - Sangat wajar jika Presiden Joko Widodo tidak mampu merealisasikan semua janji politiknya di masa kampanye Pilpres 2014.
Itu pendapat Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menanggapi maraknya kritik tajam pada momentum tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Menurut Muluk, tidak ada orang di negara manapun di dunia ini yang mampu mewujudkan semua janji politiknya saat kampanye. Tetapi, mengumbar janji kepada publik di masa kampanye mau tak mau harus dilakukan siapapun yang sedang mencalonkan diri untuk sebuah jabatan politik.
"Menurut saya wajar kalau semua janji tidak bisa direalisasikan. Di seluruh dunia juga begitu," katanya saat menjadi pembicara pada diskusi bertema "Etika Pejabat Publik," di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (23/10).
Menurut dia, elite politik di belahan bumi manapun pasti hanya mampu lebih banyak memberi janji ketimbang merealisasikan janji. Di sisi lain, masyarakat pemilih terlalu banyak berharap. Itu pun wajar karena masyarakat selalu berpikir perfeksionis, sementara para elite yang maju ke pemilihan demokratis sudah mengenal kondisi masyarakatnya.
"Jadi, umbar janji terjadi," ucapnya.
Yang lebih penting dalam persoalan tersebut, lanjut Muluk, pengawasan yang tidak kendor dari publik atau wakil rakyat terhadap pejabat yang sudah terpilih dan berkuasa.
"Yang perlu dilakukan adalah mengawasi, sebab banyak di antara mereka yang tidak beretika dan bermoral rendah," sara Muluk. [rmol]