www.gelora.co - Lippo Group melakukan topping off atau pemasangan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi kepada 2 tower di kota baru Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. Dua tower ini bernilai Rp 1 triliun.
"Dua tower ini senilai Rp 1 triliun yang dibangun dengan Surat Izin Mendirikan Bangunan No.503/096/B/BPMPPT. Kegiatan ini merupakan pencapaian pembangunan kota baru Meikarta," kata CEO Meikarta, Ketut Budi Wijaya dalam sambutannya di Meikarta CBD, Cikarang, Minggu (29/10/2017).
Turut hadir dalam acara tersebut Menko Bidang Maritim Luhut B. Panjaitan dan CEO Lippo Group James T Riady.
Lebih lanjut, Ketut mengatakan pembangunan tower yang lain akan dilaksanakan setelah melakukan kegiatan topping off tersebut. Sehingga direncanakan tower sudah dapat diserahterimakan pada akhir 2018.
"Setelah topping off 2 tower ini kami akan meneruskan untuk pembangunan tower yang lain. Rencanannya bisa diserahterimakan akhir 2018 sebanyak 50 tower," jelasnya.
Ia memaparkan bahwa pembangunan kota baru Meikarta merupakan proyek dengan investasi terbesar Lippo Grup, yakni sebanyak Rp 278 triliun. Pasalnya, pembangunan Meikarta diyakini berada di kawasan yang menguntungkan, yaitu koridor Jakarta - Bandung.
Meikarta diyakini bakal menjadi pusat ekonomi baru. Sebab pada dasarnya ekonomi nasional disebut Ketut berada di kawasan tersebut.
"Saat ini 60% ekonomi nasional Indonesia berada di kawasan Jakarta - Bogor Tangerang Depok Bekasi (Bodetabek) - Bandung dan 70% nya berada di pusat Bekasi - Cikarang dengan penduduk yang akan mencapai 15 juta dalam waktu 20 tabun ke depan," pungkasnya.
Sebagai informasi, kawasan Meikarta juga menjadi pusat dari keseluruhan industri nasional. Di mana lebih dari 1 juta mobil, 10 juta motor dan jutaan kulkas, televisi dan produk rumah tangga diproduksi setiap tahunnya.
Ketut pun mengharapkan pembangunan kota baru Meikarta dapat menjadi solusi dari kemacetan, kepadatan dan tekanan sosial yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta.
"Kedepannya Meikarta diharapkan dan diperkirakan akan menjadi bagian dari solusi kemacetan, kepadatan dan tekanan sosial dari Ibu Kota DKI Jakarta," tutupnya. [dtk]