www.gelora.co - Penulis buku "Diary 212" Nurbowo mengatakan, buku yang disusunnya hanyalah kumpulan tulisan-tulisan yang sudah berserak di berbagai media sosial pasca Aksi 212, Desember tahun lalu. Ia pun mengaku telah meminta izin kepada orang-orang yang tulisannya dimuat dalam buku tersebut.
"Ini buku kumpulan dari tulisan-tuisan yang terserak. Saya tambahi dengan tulisan-tulisan saya yang dimuat di Tabloid Suara Islam khusus tentang Ahok," ungkap Nurbowo dalam diskusi tentang buku 'Diary 212' di Jakarta, Rabu sore (04/10/2017).
Terkait proses penerbitan dan pencetakan buku tersebut, Nurbowo berkisah dirinya didukung oleh para aktivis dakwah alumni IPB. Tetapi sayang, dukungan itu hanya mampu untuk mencetak 1000 eksemplar saja. Sementara percetakan maunya mencetak riga ribu eksemplar.
Di tengah kesulitan itu, Nurbowo akhirnya bertemu kawan di Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan menawarinya supaya membeli buku tersebut 1000 eksemplar dibayar di muka. Akhirnya disepakati ACT turut membeli buku tersebut dengan harga biaya cetak.
"Hubungan dengan ACT murni bisnis. Logo dicantumkan," jelas Nurbowo yang juga seorang jurnalis kemanusiaan itu.
Karena itulah buku tersebut lalu dicetak tiga ribu eksemplar. 1000 eksemplar lagi dikirimkan ke MUI dengan maksud jika laku terjual dananya bisa digunakan untuk aktivitas dakwah. "Saya tidak tahu sudah habis apa belum," tambahnya.
Dengan demikian, yang berada di tangan Nurbowo untuk dijual umum berjumlah 1000 eksemplar. Untuk itu dipilihlah distributor buku online, pilihbuku.com untuk menjualnya. Dari sinilah kemudian buku itu terdistribusi melalui Jon Riah Ukur Ginting alias Jonru yang juga mampu menjual buku melalui jejaring sosial media yang dikelolanya.
Hal itu diakui oleh pemilik distributor buku online pilihbuku.com, Ahmad Syakib. "Jonru itu dapat dari saya. Jual beli, bisnis," ungkap Syakib.
Jonru, kata Syakib, mengambil buku 'Diary 212' kepada dirinya dengan persentasi bagi hasil 45-55. Pria yang fanspagenya memiliki 1,5 juta pengikut itu disebut mengambil 500 eksemplar. "Awalnya kita kirim cuma 50 eksemplar. Dalam waktu dua hari habis," kata dia.
Penulis dan distributor buku 'Diary 212' merasa perlu menggelar konferensi pers untuk menjelaskan hubungan buku itu dengan Jonru, yang tak lain hanyalah bisnis belaka, karena pada Kamis (28/9) lalu, Jonru ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Jonru dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dua tuduhan menghina Joko Widodo dan mempelesetkan nama Muannas Al Aidid menjadi Aidit (tokoh PKI). Keduanya dilakukan Jonru lewat laman Facebook-nya.
Jumat (29/9) dinihari, sekitar jam 03.00, rumah Jonru yang berada di kawasan Makasar, Jakarta Timur, digeledah. Dari rumah Jonru, polisi menyita 1 laptop, 1 hardisk, dan 1 buku 'Diary 212' yang disusun oleh Nurbowo. [puc]