www.gelora.co - Membaca dan memahami serta mengamalkan Alquran adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam. Alquran menjadi pedoman hidup dan mengatur semua sendi kehidupan umat Islam.
Para pengajar Alquran atau guru mengaji memiliki peran penting dalam melahirkan generasi qurani. Para pengajar Alquran melaksanakan pendidikan baca tulis quran selama ini dilakukan secara sukarela dan bagian dari ibadah.
Begitu kata Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Mahmuddin Muslim dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Jumat (13/10).
"Namun demikian, keikhlasan dan peran penting pengajar qur'an selama ini belum mendapat kan perhatian serius dari Pemerintah, baik sarana prasarana, peningkatan kualitas diri maupun kelayakan hidup para pengajar Alquran itu sendiri," jelasnya.
Mahmuddin mengatakan, sebagai negara yang mayoritas muslim, Indonesia ketinggalan jauh dalam menempatkan posisi pengajar Alquran, jika dibandingkan dengan negara-negara yang selama ini dicap sebagai negara sekuler dan Islam minoritas.
"Di beberapa negara pengajar quran telah menjadi profesi yang diakui oleh negara. Sehingga para pengajar quran di negara tersebut memiliki kelayakan upah sesuai dengan standar negara tersebut," sambungnya.
Meski begitu, Mahmuddin menilai bahwa untuk menjadi pengajar quran perlu ditetapkan standar profesi. Sehingga metodelogi, adab, etika dan proses belajar mengajar quran bisa terukur. Standardisasi itu yang akan dijadikan ukuran dalam menetapkan kelayakan upah yang diterima oleh pengajar quran.
"Sehingga, mengajar quran tidak lagi menjadi kerja sambilan, tetapi sesuatu yang dikerjakan dengan serius, sebagaimana profesi lainnya," lanjutnya,
Dalam hal ini, sambung dia, Bamusi tengah berupaya mendorong Pemerintah memberikan perhatian serius pada profesi pengajar quran. Para pengajar ini memiliki peran penting dalam mewujudkan visi Revolusi Mental dari pemerintahan Jokowidodo-JK.
Guna meningkatkan kompetensi pengajar quran, Bamusi bekerja sama dengan pondok pesantren Istana Mulia dan Bazis DKI, akan mengirim para penguji pengajar quran mengikuti pelatihan guna mendapatkan sertifikasi sebagai penguji pengajar qur'an.
"Untuk pertama kali, akan dikirim 30 orang ke Masjid Agung Singapore, karena masjid ini telah diakui oleh Pemerintah Singapore mampu menerbitkan sertifikasi manajemen dan metodelogi pengajar quran," sambung Mahmuddin.
Program ini akan terus bergulir di setiap daerah dengan memberdayakan pengurus daerah Bamusi di setiap provinsi di Indonesia. Diharapkan program ini memberikan image yang baik untuk pengajar Alquran, makin dihargai profesinya dan tentu saja semakin menyemarakkan kegemaran belajar Alquran bagi anak bangsa.
"Selain itu, melalui Program ini di harapkan para penghafal qur'an semakin tumbuh dan berkembang di negara yang kita cintai. Tentu saja, generasi qur'ani ini bisa memberikan energi positif untuk kemajuan bangsa," tutup Mahmuddin yang juga panitia program ini. [rmol]