Anak Buah Prabowo: Jokowi Ngawur dan Sudah Ketakutan!

Anak Buah Prabowo: Jokowi Ngawur dan Sudah Ketakutan!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono nampaknya tak terima dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang menuding bahwa isu rendahnya daya beli masyarakat sengaja diciptakan oleh rival politiknya demi menghambat tingkat keterpilihannya di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Anak buah Prabowo Subianto ini menilai bahwa pernyataan Jokowi merupakan pernyataan yang sangat "ngawur" dan pernyataan yang seolah-olah ingin lari dari kenyataan.

"Pernyataan yang sangat ngawur kalau menuduh lawan politiknya yang menyebarkan isu daya beli menurun. Joko Widodo lari dari kenyataan yang terjadi," ketusnya kepada wartawan, Rabu (4/10).

Padahal menurut Arief, ukuran daya beli masyarakat turun atau tidak itu sebenarnya bisa dilihat langsung dari institusi pemerintah sendiri, dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang tiap tiga bulan merilis hasil survei berdasarkan temuan mereka atas kondisi riil masyarakat di lapangan.

Lebih lanjut Arief mengkritisi pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa sebenarnya daya beli masyarakat tidak menurun. Menurut Jokowi sedang ada trend perubahan daya beli masayrakat dengan dari pembelian offline ke pembelian online.

"Nah kalau dikatakan daya beli menurun akibat beralihnya sistim pembelian barang dan jasa ke online juga ngawur apalagi kok yang dipakai kenaikan usaha jasa pengiriman barang Jasa JNE dan Pos Indonesia," tegasnya.

Hal itu menurut dia karena mayoritas masyarakat yang terdiri dari petani, nelayan, dan buruh tidak membeli barang dengan online. Mereka lebih memilih membeli barang-barang keperluan sehari-hari di pasar-pasar tradisional.

"Dan mereka makin menurun daya belinya hingga tidak ada lagi sisa pendapatannya untuk ditabung atau disimpan," tandasnya.

Jadi, tambah Arief, Joko Widodo sudah ketakutan dengan menuduh lawan politiknya sengaja menghembuskan isu daya beli turun dan menyebabkan elektabilitasnya turun. 

"Terkesan Joko Widodo sudah ketakutan. Coba Joko Widodo check aja Industri mebel yang pernah digeluti. Tanya sama pengusahanya, permintaan produk mebel lnya naik apa turun. Yang ada saat ini penjualan mebel lesu," katanya.

Selanjutnya Arief menyoroti pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa mall-mall yang tutup itu sebenarnya hanya karena kesalahan mereka sendiri yang ogah mengikuti perkembangan teknologi.

"Itu juga salah besar. Sebab sepinya toko di pusat perbelanjaan memang karena masyarakat menengah ke bawah daya belinya makin turun. Karena harga-harga barang impor di shopping mall tinggi akibat nilai US dollar tak kunjung menukik. Coba cek ke BPS tingkat kemiskinan makin turun apa naik, Joko Widodo ngomong pakai data dong. Jangan asal nuduh ya," demikian Arief.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita