www.gelora.co - Pidato Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Presiden Joko Widodo pada peringatan HUT TNI ke-72 lalu memicu spekulasi bahwa Gatot tengah berpolitik.
Namun, sejatinya ada pihak-pihak yang menjadi provokator sekaligus mendorong Gatot untuk menjadi capres atau cawapres di Pilpres 2019.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing yakin, dirinya tak melihat ada upaya Gatot membuat manuver politik.
Malah, ia hanya melihat Jendral yang akan memasuki pensiun enam bulan mendatang itu benar-benar menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pangllima.
Menurut Emrus, apa yang disampaikan Gatot dalam pidatonya di HUT TNI ke-72 lalu itu adalah murni garisnya sebagai panglima angkata bersenjata.
“Saya melihat justru dia pada garis sebagai panglima,” tegas Emrus, Minggu (8/10).
Karena itu Emrus menantang pihak-pihak yang menuduh Gatot berpolitik praktis untuk membuktikan tuduhan mereka.
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada ucapan ataupun perilaku jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu yang menjurus kepada manuver politik praktis.
“Saya ikuti betul tidak ada kalimat dari panglima kita bermanuver. Tidak ada, silakan dicek kalau memang ada yang tahu mana kalimatnya,” kata Emrus.
Lebih lanjut Emrus menyampaikan, pidato yang disampaikan Gatot dan Jokowi lalu itu malah sangat sinkron dengan sama-sama menegaskan perihal politik negara.
“Itu yang dipidatokan presiden dan itu pula yang disampaikan panglima,” kata direktur EmrusCorner itu.
Akan tetapi, Emrus malah yakin ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mendorong Gatot untuk masuk ke dalam ranah politik praktis.
Salah satu tujuannya adalah kepentingan di Pilpres 2019 mendatang.
“Panglima jadi orang yang mewacanakan. Sedangkan dari beliau tidak ada satu kata pun yang eksplisit atau implisit,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Emrus menambahkan, secara meta-meaning komunikasi politik, dirinya tak mendapati ada simbol verbal ataupun nonverbal dari ucapan dan tindakan Gatot yang bisa dimaknasi sebagai upaya untuk menjadi calon presiden ataupun kandidat wakil presiden.
“Secara eksplisit dan implisit saya tidak melihat. Saya pengin yang mengucapkan itu membuktikan ini kata-katanya, kalimatnya, ini yang diucapkan. Tapi, ini kan tidak ada, hanya langsung diwacanakan saja,” tukasnya. [psid]