Yusril: Komunisme Itu Monolitik, Tidak Memberikan Kesempatan yang Lain untuk Hidup

Yusril: Komunisme Itu Monolitik, Tidak Memberikan Kesempatan yang Lain untuk Hidup

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa ideologi Komunisme tidak mungkin dapat diterima dalam negara yang filosofinya itu adalah Pancasila. Menurutnya, sila pertama Pancasila sudah jelas yang menyatakan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa dan Komunisme itu mengembangkan suatu paham yang disebut Atheisme.

“Komunisme itu tidak mungkin dapat diterima didalam Negara yang filosofinya itu adalah Pancasila. Pertama, Pancasila itu jelas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Komunisme itu mengembangkan suatu paham yang disebut dengan Atheisme, baik Atheisme filosofis maupun Atheisme politik,” kata Yusril kepada abadikini.com sebelum nonton bareng film G30S/PKI di Markas Besar Partai Bulan Bintang, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (29/09/2017) malam.

Yusril juga menjelaskan bahwa Atheisme itu ada dua, yaitu Atheisme filosofis dan Atheisme Politik. Atheisme Filosofis menurut Yusril berusaha untuk mempertahankan suatu keyakinan bahwa tuhan itu tidak ada berdasarkan argumen-argumen filsafat. Sedangkan Atheisme Politik menurutnya menggunakan politik untuk memberangus paham yang menganggap Tuhan itu ada.

“Walaupun dulu selalu dikatakan bahwa PKI itu membela kebebasan beragama, tapi kebebasan beragama dalam pengertian orang komunis itu adalah kebebasan untuk tidak beragama, kebebasan dalam penyebaran agama juga adalah kebebasan untuk menyebarkan proganda anti agama, saya kira itu mungkin tidak bisa diterima di Negara kita ini,” katanya.

Lebih lanjut lagi, Yusril menjelaskan bahwa menolak Komunisme itu karena mereka itu sebenarnya anti demokrasi, dalam sistem yang demokrasi semua kelompok itu boleh ada.

“Sesuatu yang tidak boleh ada itu ya kelompok yang memusuhi demokrasi itu sendiri, jadi tahap-tahap awal mereka berteriak tentang demokrasi tapi nanti apabila kekuatan politik sudah di tangan maka demokrasi itu dikendalikan oleh biro partai dan kenyataannya diktator, dimana-mana selalu begitu,” ujarnya.

Selain itu, Mantan Menteri Kehakiman RI juga menjelaskan bahwa kemudian Komunisme itu monolitik.

“Kemudian Komunisme itu monolitik ya, monolitik dalam artian dia hanya satu arah begitu, tidak memberikan kesempatan yang lain untuk hidup. Jadi saya melihat bahwa ini sebuah pelajaran,” katanya. [abk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita