Usulan Luhut Jual BUMN Bisa Bikin Jokowi Gagal Jadi Presiden Lagi

Usulan Luhut Jual BUMN Bisa Bikin Jokowi Gagal Jadi Presiden Lagi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Nasib buruk bakal menimpa Presiden Joko Widodo. Dia tidak bisa menjadi presiden dua periode karena tidak akan terpilih jika maju dalam Pilpres 2019.

Demikian disampaikan Ketua Presidium PRIMA (Perhimpunan Masyarakat Madani) Sya'roni dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/9).

Menurut Sya'roni, nasib Jokowi di Pilpres 2019 akan sama seperti dialami Megawati Soekarnoputri saat Pilpres 2004. Jokowi akan terseok dan tidak akan memenangkan Pilpres mendatang jika pemerintahan yang dipimpinnya saat ini mengeluarkan kebijakan menjual BUMN seperti diusulkan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.

Usul tersebut disampaikan Luhut menyoal dominasi BUMN dalam ekonomi dalam negeri. Luhut berpandangan salah satu penyebab dominasi BUMN di ekonomi dalam negeri adalah jumlah BUMN dan anak usahanya yang sudah terlalu banyak dan besar. Karenanya, salah satu solusi yang ditawarkan Luhut ke Presiden Jokowi adalah dengan merestrukturisasi atau menjual BUMN.

"Bila membuka lembar sejarah Pilpres 2004, diantara faktor kekalahan Megawati-Hasyim Muzadi dari SBY-JK adalah karena kebijakan menjual BUMN dan aset negara. Saat Megawati berkuasa, kebijakannya menjual BUMN dan aset bangsa menuai kritik besar dari rakyat, sehingga pada saat Pilpres 2004 rakyat menghakiminya dengan tidak memilihnya kembali," jelas Sya'roni.

Tentu saja, tambah Sya'roni, imbas buruk juga akan dinikmati PDIP di Pileg mendatang jika usul Luhut dilaksanakan. Berkaca pada Pileg 2004, kebijakan swastanisasi dan asingisasi oleh Megawati membuat PDIP dianggap bukan partai wong cilik. PDIP pun ketika itu harus puas di urutan kedua, sementara peraih kursi terbanyak dimenangkan oleh Partai Golkar.

"Jika kebijakan (menjual BUMN) ini mau diulang kembali, ini sama halnya keledai yang jatuh ke lubang yang sama. Jika nanti PDIP dan Jokowi kalah dalam Pemilu dan Pilpres 2019, maka akan mudah mencari penyebabnya," tukas Sya'roni. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita