www.gelora.co - Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu telah meminta Bangladesh untuk membuka pintunya kepada Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat. Turki akan menanggung semua biaya untuk pengungsi Rohingya. Nyawa dan agama lebih berharga dibanding harta.
Berbicara di perayaan Idul Adha di provinsi Mediterania Antalya pada hari Jumat (1/9/2017), Çavuşoğlu mengulangi seruan Turki ke Bangladesh untuk membuka pintunya bagi orang-orang Rohingya, dan mengatakan bahwa Turki akan membayar semua biaya.
"Kami juga telah memobilisasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Kami akan mengadakan pertemuan puncak mengenai Rohingya tahun ini. Kami perlu menemukan solusi yang menentukan dan permanen untuk masalah ini," menteri tersebut menambahkan.
Dia mengatakan bahwa tidak ada negara Muslim lain selain Turki yang menunjukkan kepekaan terhadap pembantaian yang terjadi di Myanmar.
Dalam hal bantuan kemanusiaan di dunia, Turki menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat masing-masing dengan $ 6 miliar dan $ 6,3 miliar, Çavuşoğlu menambahkan.
Permintaan Çavuşoğlu kepada Bangladesh ini hadir saat Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengadakan banyak panggilan telepon dengan para pemimpin Muslim di seluruh dunia untuk meminta upaya intensif untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Myanmar. Erdoğan sejauh ini telah berbicara dengan kepala negara dari 13 negara pada kesempatan Idul Adha dan untuk menyampaikan keprihatinannya tentang situasi di Rakhine.
Kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada 25 Agustus ketika pasukan keamanan negara tersebut melancarkan operasi terhadap komunitas Muslim Rohingya. Ini memicu masuknya pengungsi baru ke negara tetangga Bangladesh, meskipun negara tersebut menutup perbatasannya untuk para pengungsi.
Seandainya Turki berbatasan dengan Myanmar pastilah para pengungsi Rohingya ini sudah ditampung Turki sebagaimana jutaan pengungsi Suriah. Menolong pengungsi tidak menjadikan Turki jatuh miskin. Gak tanggung-tanggung setiap tahun sedekah Turki untuk kemanusiaan mencapai US$ 6 Miliar atau setara Rp 78 Triliun. Pastilah berkah negerinya. [dsc]