www.gelora.co - Tokoh nasional yang juga Anggota MPR RI, Siti Hediati Hariyadi SE atau Titiek Soeharto menegaskan, film G30S/PKI pada masa Orde Baru tidak asal dibuat atau merupakan pesanan pemerintah saat itu, tapi merupakan fakta sejarah yang terjadi saat itu.
Putri Presiden RI ke-2 HM Soeharto itu pun beranggapan agar pembuatan film G30S/PKI versi baru tidak perlu dilakukan.
"Saya rasa sejarah tidak ada versi-versian. Sejarah ya sejarah. Jangan dibuat versi baru," katanya dalam kegiatan sosialisasi 4 pilar MPR RI bertempat di Kantor DPD Partai Golkar Kulon Progo, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Titiek Soeharto, film G30S/PKI pada masa Orde Baru sudah dibuat mengikuti alur sejarah apa yang terjadi. Yakni dibuat berdasarkan wawancara para pelaku sejarah yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut.
"Sekarang putra-putrinya pun masih ada. Bisa ditanya. Di youtube juga masih ada wawancaranya. Bisa dilihat. Itu nyata tidak dibuat-buat," katanya.
Titiek Soeharto sendiri menilai begitu pentingnya pemutaran kembali film G30S/PKI pada saat ini. Yakni untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan kebiadaban PKI. Khusus bagi generasi muda agar tahu tentang sejarah yang terjadi pada saat itu.
"Pemutaran film itu perlu sekali. Zaman Pak Harto bahkan diputar tiap tahun. Kenapa? Untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan kebiadaban PKI. Bagaimana PKI telah membantai jenderal kita dan berkhianat pada negara berkali-kali. Sehingga memang harus diputar lagi agar generasi muda tahu yang terjadi saat itu," katanya.
Dalam sosialisasi 4 pilar MPR RI itu Titiek Soeharto juga mengingatkan pentingnya menggelorakan kembali Pancasila. Pasalnya, Pancasila saat ini sudah mulai luntur.
"Pancasila yang mulai meluntur harus digelorakan lagi. Kalau tidak dibentengi Pancasila, ideologi lain bisa masuk. Apalagi saat ini PKI mulai berani menunjukkan jati dirinya. Sehingga harus dibentengi Pancasila," tutupnya. [cnc]